BAB
I
PENDAHULUAN
1. Latar
Belakang
Perbedaan
individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar para pendidik bisa
memahami perbedaan dari asing-masing peserta didik. Setiap individu mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya permasalahan akibat
perbedaan itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui berbagai macam perbedaan
individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan
kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan
kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga,
latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.
Perkembangan
zaman menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan
meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb. Akibatnya ialah
berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran,
syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan,
perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah
keluarga, keuangan, masalah pribadi, dsb. Walaupun pada umumnya masing-masing
individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih perlu
mendapatkan bantuan.
2. Rumusan
Masalah
1)
Apa
pengertian peserta didik ?
2)
Apa
perbedaan antara masing-masing individu ?
3)
Bagaimana
karakteristik individu dalam implikasi pendidikan ?
3. Tujuan
1)
Mengetahui
pengertian peserta didik.
2)
Dapat
membedakan perbedaan masing-masing individu.
3)
Mengetahui
bagaimana karakteristik peserta didik dalam implikasi pendidikan.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Psikologi dan Peserta Didik
Secara
etimologi psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas
hidup dan “ Logos” yang berarti ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut
seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang
jiwa.
Jika kita
mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni obyek yang dipelajari, maka tidaklah
tepat jika mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari
tentang jiwa karena jiwa merupakan sesuatu yang bersfat abstrak dan tidak bisa
diamati secara langsung.
Berkenaan
dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk dikaji adalah
manifastasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk prilaku individual dalam
berinteraksi dengan lingkungannya.
a. Psikologi
Perkembangan :
mengkaji prilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa
konsepsi sampai dengan akhir hayat.
b. Psikologi
Kepribadian :
mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek-aspek kepribadiannya.
c. Psikologi
Klinis :
mrngkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (Klinis)
d. Psikologi
Abnormal :
mengkaji perilkau individu yang tergolong abnormal
e. Psikologi
Industri :
mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia Industri.
f.
Psikologi Pendidikan : mengkaji perilaku individu
dalam situasi pendidikn disamping jenis-jenis psikologi yang disebutkan diatas
masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya. Psikologi Pendidikan dapat
dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan
suatu ilmu, yakni :
·
Ontologis : obyek dari psikologi
pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun
tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik,pendidik,
administrator, orang tua peserta didik dan masyarkat pendidikan.
·
Epistemology : teori-teori, konsep-konsep,
prinsip-prinsip dan dalil-dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan
upaya sistematis melalui beragai studi longitudinal maupun studi cross
secitional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
·
Aksiologis : psikologis pendidikan dapat
diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji
prilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan
berbagai fakta.
Kegitan
pendidikan khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum,
proses belajar mengajar, system evaluasi , dan layanan bimbingan dan konseling
merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikn yang didalamnya membutuhkan
psikologi. Pendidikan sebagai suatau kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak
orang. Diantaranya peserta didik, pendidik administrator, masyarakat dan orang
tua peserta didik.
Peserta
didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan
dan pembelajaran. Jadi dalam mempelajari dan memperlakukan peserta didik,
termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya dilakukan secara utuh, tidak
terpisah-pisah.
Dalam
proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi yang
menempati posisi sentral. Sebagai salah satu komponen penting dalam system
pendidikan, peserta didik sering disebut
sebagai “raw material” ( bahan material)
Berdasarkan
beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan atas dapat disimpulkan
bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya
:
Ø
Peserta
Didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga
ia merupakan insan yang unik.
Ø
Peserta
didik adalah individu yang sedang berkembang, artinya peserta didik tengah
mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya yang ditunjukan kepada diri sendiri
maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.
Ø
Peserta
didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan
manusiawi.
Ø
Peserta
didik individu yang memiliki kamampuan untuk mandiri .
Siswa
merupakan sebutan untuk anak didik pada jenjang pendidikan dasar dan juga
menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang
diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa
digambarakan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh
ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami
perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan pendidikan tersebut. Peserta didik
yang pada umumnya merupakan individu yang memliki potensi yang dirasa perlu
dikembangkan melalui pendidikan baik fisik maupun psikis lingkunagn keluarga
dan lingkungan masyarkat dimanapun ia berada.
UU
RI No. 20 tahun 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memiliki kewajiban
sebagai berikut :
1) Menjaga norma-norma pendidikan
untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
2) Ikut menanggung biaya pendidikan
kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut.
B.
Karakteristik Perkembamgan Peserta Didik
Secara
garis besarnya aspek-aspek perkembangan meliputi: perkembangan fisik motorik
dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Secara umum
karakteristik perkembangan peserta didik dibedakan seperti berikut:
v
Karakteristik
Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia
rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah adalah 6 tahun dan selesai pada
usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak berarti
anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangannya,yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9), dan masa
kanak-kanak akhir (10-12).
Menurut Havighurst, tugas
perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
·
Menguasai
ketereampilan fisisk yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
·
Membina
hidup sehat.
·
Belajar
bergaul dan bekerja dengan kelompok.
·
Belajar
menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
·
Belajar
membaca,menulis,dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
·
Memperoleh
sejumlah konsep yang yang diperlukan untuk berpikir efektif.
·
Mengembangkan
kata hati, moral dan nilai-nilai.
·
Mencapai
kemandirian pribadi.
Dalam
upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk
memberikan bantuan berupa:
·
Menciptakan
lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
·
Melaksanakan
pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, bergaul dan
bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
·
Mengembangkan
kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung
dalam membangun konsep.
v
Karakteristik
Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Terdapat
sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP ini,yaitu:
·
Terjadinya
ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
·
Mulai
timbulnya cirri-ciri seks sekunder.
·
Reaksi
dan ekspresi emosi masih labil.
Adanya
karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan un
tuk:
·
Memberikan
kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui
kegiatan-kegiatan yang positif.
·
Menerapkan
pndekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok
kecil.
·
Meningkat
kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
v Karakteristik
Anak Usia Remaja (SMA)
Masa
remaja (12-21 tahun)merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak
dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa
pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah
karakteristik penting, yaitu:
·
Mencapai
hubungan yang matang dengan teman sebaya.
·
Mencapai
tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
·
Mencapai
kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
Berbagai
karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menurut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru,
diantaranya:
·
Memberikan
pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan
seksual dan penyalahgunaan narkotika.
·
Membantu
siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi
dirinya.
·
Memberikan
pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil
keputusan.
C.
Teori-teori Tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik
Berikut
akan diuraikan beberapa teori psikologi tentang hakikat manusia tersebut.
v
Pandangan
Psikodinamika
Teori
psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan
perkembangan tingkah laku ( kepribadian) manusia.
Menurut
Freud, sedikit ide-ide, harapan-harapan, dan implus-implus yang ada dalam diri
individu dan yang menentukan tingkah laku mereka. Sebaliknya, bagian dari
pikiran yang lebih besar, yang meliputi harapan-harapan, kekuatan-kekuatan, permukaan
kesadaran (unconscious). Berdasarkan ide-ide pokok tentang tingkah laku manusia
tersebut freud kemudian membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental
atau struktur psikis, yaitu:
- Id
Merupakan
aspek biologis kepribadian karena berisikan unsure-unsur biologis, termasuk
didalamnya dorongan-dorongan dan implus-implus instinktif yang lebih dasar (
lapar, haus, seks, dan agresi). Id bekerja mengikuti prinsip kesenangan
(pleasure principle), yang dioperasikan pada dunia proses: pertama, refleks dan reaksi otomatis (seperti: bersin, berkedip); kedua, proses berpikir primer (primary
process thinking) yang merupakan proses dalam berhubungan dengan dunia luar
melalui imajinasi dan fantasi.
- Ego
Merupakan
aspek psikologi kepribadian karena timbul dari kebutuhan organism untuk
berhubungan secara baik dengan dunia nyata dan menjadi perantara antara
kebutuhan instinktif organisme dengan keadaan lingkungan. Karena fungsi utama
ego adalah: 1). Menahan penyaluran
dorongan ; 2). Mengatur desakan dorongan-dorongan yang sampai pada kesadaran;
3).Mengarahkan suatu perubahan agar mencapai tujuan-tujuan yang dapat diterima;
4).berpikir logis; 5). Mempergunakan pengalaman emosi-emosi kecewa atau kesal
sebagai tanda adanya sesuatu yang salah,yang tidak benar.
- Superego
Adalah
aspek sosiologis kepribadian karena merupakan wakil nilai-nilai tradisional dan
cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orangtua kepada anak-anaknya
melalui berbagai perintah dan larangan. perhatian superego adalah memutuskan
apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga dapat bertindak sesuai dengan
norma-norma moral yang diakui oleh masyarakat.
v
Pandangan
Behavioristik
Behavioristik
adalah sebuah aliran dalam dalam pembahasan tingkah laku manusia yang
dikembangkan oleh jhon B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika,
pada tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika.
Watson
dan teoristik behavioristik lainnya, sepertti skinner (1904-1990) meyakini
bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh
lingkungan atau situasional.
v
Pandangan
Humanistik
Teori
humanistik muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori
psikodinamika dan behavioristik. Para teoritikus humanistik, seperti Carl
Rongers (1902-1987) dan Abraham Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkah laku
manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konflik yang tidak
disadari maupun sebagai hasil pengondisian (conditioning) yang sederhana.
Menurut Rongers, salah seorang tokoh aliran humanistic, prasyarat dari terpenting
bagi aktualisasi diri adalah konsep diri
yang luas dan fleksibel.
v
Pandangan
Psikologi Transpersonal
Psikologi
transpersonal merupakan pengembangan psikologi humanistic. Aliran psikologi ini
disebut aliran keempat psikologi. S.I Shapiro dan Denise H. Lojoie (1992)
menggambarkan psikologi transpersonal.
Psikologi
transpersonal berawal dari penelitian-penelitian psikologi kesehatan yang
dilakukan oleh Abraham Maslow pada tahun 1990-an. Maslow melakukan serangkaian
penelitian tentang pengalaman-pengalaman keagamaan, seperti “ pengalaman
pengalaman puncak” (peak misalnyaperiences).
D.
Perbedaan Individual Pekembangan Peserta
Didik
Dalam
kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar sehingga
melahirkan cabang psikologi yang dikenal dengan individual psychology atau
differential psychology, yang memberikan
perhatian besar terhadap penelitian tentang perbedaan individu.
Individu
menunjukkan kedudukan seseorang sebagai perseorangan atau personal. Sebagai
orang perseorangan individu memiliki sifat-sifat atau karakteristik yang
menjadikannya berbeda dengan makhluk lainnya. Perbedaan inilah yang disebut
dengan perbedaan individual (individual difference). Secara umum, perbedaan
individual dibagi menjadi dua yaitu, perbedaan secara vertical dan perbedaan
secara horizontal. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek
jasmaniah, seperti : bentuk, tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Perbedaan
horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental seperti: tingkat
kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, tempramen, dan sebagainya.
Berikut
ini akan diuraikan beberapa aspek perbedaan individual peserta didik tersebut.
- Perbedaan Fisik – Motorik
Perbedaan
individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh
panca indera, seperti: bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau
rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup
aspek-aspek fisik yang tidak dapat diamati melalui pancaindera.
Perbedaan
aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan peserta didik, seperti kesehatan
mata dan telinga. Dalam hal kesehatan mata misalnya, akan ditemui adanya
peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan, seperti: rabun jauh,
kesehatan telinga, akan ditemui adanya peserta didik yang mengalami penyumbatan
pada saluran liang telinga, ketegangan pada gendang telinga, terganggunya
tulang-tulang pendengaran, dan seterusnya.
- Perbedaan Intelegensi
Intelegensi
adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan
bagian dari proses kognitif pada
tingkatan yang lebih tinggi. Secara ilmu intelegensi dapat dipahami sebagai
kemampuan beradaptasi dengan situasi yang baru secara cepat dan efektif.
Untuk
mengetahui tinggi rendahnya intelegensiesera didik para ahli telah
mengembangkan instrument yang dikenal “ test intelegensi” yang kemudian lebih
dikenal dengan istilah intelligence
Quotient, disingkat IQ.
Berdasarkan hasil tes
intelegensi, peserta didik dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
|
IQ diatas 140
|
|
110 – 140
|
|
90 – 110
|
|
70 – 90
|
|
50 – 70
|
|
30 – 50
|
|
IQ dibawah 30
|
Genius
adalah sifat pembawaan luar biasa yang dimiliki seseorang, sehingga ia mampu
mengatasi kecerdasan orang- orang biasa dalam bentuk pemikiran dan hasil karya.
Sedangkan idiot atau pander adalah penderita lemah otak, yang hanya memiliki
keampuan berpikir setingkat dengan kecerdasan anak yang berumur tiga tahun
(Murasal, 1981).
- Perbedaan Kecakapan Bahasa
Kemampuan
berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam
bentuk ungkapan kata dalam kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis.
Kemampuan berbahasa anak didik berbeda – beda, ada yang berbicara dengan lancar
, singkat dan jelas, ada pula yang gagap, berbicara, berbelit – belit dan tidak
jelas.
Dari
hasil beberapa penelitian bahwa faktor nature dan nurture ( pembawaan dan
lingkungan) sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Karena itu, tidak
heran kalau antara individu yang satu dan yang lainnya berbeda dalam
kecakapannya. Faktor yang mempengaruhi perbedaan kecakapan berbahasa anak
yaitu: faktor kecerdasan, pembawaan, lingkungan fisik, terutama organ bicara,
dan sebagainya.
- Perbedaan Psikologis
Perbedaan
psikologis peserta didik juga terlihat dari aspek psikologisnya. Ada anak yang
mudah tersenyum, gampang marah, berjiwa sosial, sangat egoistis, cengeng,
pemalas, rajin, dan ada pula anak yang pemurung dan seterusnya.
Persoalan
psikologis memang sangat kompleks dan sangat sulit dipahami secara tepat,
karena menyangkut apa yang ada didalam jiwa dan perasaan peserta didik. Guru
dituntut untuk mampu memahami fenomena – fenomena tersebut. Salah satu cara
yang mungkin dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan kepada peserta didik
secara pribadi. Dengan cara ini mungkin guru dapat mengenal siapa sebenarnya
peserta didik tersebut, keinginan – keinginannya, dan kebutuhan – kebutuhan
yang ingin dicapainya.
E.
Hukum – Hukum Perkembangan
1.
Hukum
Ceaphalocoudal
Hukum ini
berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai
dari kepala ke arah kaki. Bagian – bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu
daripada bagian – bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan
prenatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian
– bagian dan alat – alat pada kepala yang “lebih matang” daripada bagian –
bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat
daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa prenatal, neonatal, maupun anak
– anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula – mula kecil
dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2.
Hukum
Proximodistal
Hukum
Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum
ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat – alat
tubuh yang terdapat dipusat, seperti jantung, hati, dan alat – alat pencernaan
lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada ditepi. Hal ini tentu
saja karena alat –alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital
daripada misalnya anggota gerak seperti tangan, kaki. Anak masih bisa
melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan –kelainan pada anggota gerak,
akan tetapi bila terjadi kelinan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa
berakibat fatal.
Ditinjau
dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi
ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta
kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, anggota – anggota tubuh
akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan yang
lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjar – kelenjar kelamin, yang baru mulai
berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja pada saat ini terjadi.
3.
Perkembangan
Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada
setiap aspek terjadi perkembangan yang dimulai dari hal – hal yang umum,
kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Terjadi proses differensiasi seperti yang dikemukakan oleh Werner. Anak
akan lebih dulu mampu menggerakan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru
kemudian menggerakan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang
tadinya umum ke khusus.
4.
Perkembangan
Berlangsung dalam Tahapan – Tahapan Perkembangan
Pada
setiap masa perkembangan terdapat ciri – ciri perkembangan yang berbeda dalam
setiap fase perkembangan. Sebenarnya ciri – ciri perkembangan sebelumnya
diperlihatkan pada masa berikutnya., hanya saja terjadi dominasi pada ciri –
ciri yang baru. Namun demikian ada aspek – aspek tertentu yang tidak berkembang
dan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.
5.
Hukum
Tempo dan Ritme Perkembangan
Setiap
tahap perkembangan tidak berlangsung secara melompat – lompat. Akan tetapi,
menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula. Yang
ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak.
Dalam
praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada
keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a.
Jika
perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum,
tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu.
b.
Jika
perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan anak – anak yang
lain pada masa perkembangan yang sama.
F. Karakteristik
Individu
Karakteristik individu adalah keseluruhan
kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan
lingkungannya. Jadi, lingkungan menentukan karakteristik seseorang. Seorang
anak yang pemarah dank keras kepala dihasilkan dari lingkungan yang keras
begitu juga sebaliknya, seorang anak yang penyabar dihasilkan dari lingkungan
yang baik.
Ada dua faktor yang
mempengaruhi karakteristik individu baik fisik, mental atau emosional, yaitu :
- Nature ( alam dan sifat dasar )
adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir atau diwariskan
- Nuture ( pemeliharaan dan
pengasuhan ) adalah adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
individu sejak masa pembuahan sampai selanjutnya.
Dalam hal ini proses
pendidikan harus sesuai dengan karakteristik individu peserta didik agar masing-masing
individu peserta didik dapat belajar secara optimal.
Ada 3 hal yang perlu
diperhatikan dalam karakteristik individu :
- Karakteristik, yang
berkenaan dengan kemampuan awal (prerequisite skills) seperti, kemampuan
intelektual, berpikir dan kemampuan2 psikomotor lainnya.
- Karakteristik, yang
berhubungan dengan latar belakang dan status sosio cultural.
- Karakteristik, yang
berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti: sikap,
perasaan, minat dan lain-lain.
Bagi guru khususnya,
pemahaman tentang karakteristik individu sangat penting dalam memilih dan
menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik atau yang lebih berguna bagi
peserta didik.
G. Perkembangan
Anak Masa Usia Sekolah Dasar (6-12 tahun)
- Perkembangan Intelektual
Pada anak usia 6-12
tahun sudah bisa mereaksi rangsang intelektual nya, melakukan tugas-tugas
belajarnya menurut kemampuan intelektual dan kemampuan kognitif nya seperti,
membaca, menulis dan menghitung. Pada masa pra sekolah pola piker anak masih
imajinatif (khayalan), sedangkan pada masa sekolah pola pikirnya sudah bersifat
konkrit dan rasional. Menurut piaget masa ini disebut masa operasi konkrit,
yaitu berakhirnya berpikir khayal dan mulai berpikir konkrit. Pada masa ini
ditandai dengan 3 kemampuan dan kecakapan baru,
A.
Mengklasifikasikan,
menghubungkan ungkapan angka-angka
B.
Kemampuan
menghitung, menambah, dan mengurangi
C.
Kemampuan
anak memecahkan masalah sederhana
- Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah sarana
komunikasi dengan orang lain. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang
pesatnya kemampuan mengenal, dan menguasai vocabulary atau perbendaharaan kata,
terdapat 2 faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a.
Proses
jadi matang, dengan kata lain anak itu menjadi matang (organ suara sudah
berfungsi)
b.
Proses
belajar, yang berarti anak telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa
orang lain dengan jalan memanipulasi atau meniru ucapan yang didengarnya.
Kedua proses ini
terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sehingga pada masa sekolah dasar anak
sudah bisa menyusun kalimat dengan sempurna. Disekolah diadakan pelajaran
bahasa untuk menambah perbendaharaan kata sehingga anak dapat menggunakan
bahasanya dengan baik.
- Perkembangan Sosial
Merupakan pencapaian
kematangan pada interaksi sosial, dengan kata lain anak-anak sedang belajar
menyesuaikan diri pada norma-norma kelompok, tradisi dan moral. Yang ditandai
dengan perluasan hubungan baik dengan keluarga, teman atau lingkungan sekolah.
Anak mulai menyesuaikan diri sendiri (egosentris) pada sikap kerjasama
(kooperatif) atau memperhatikan kepentingan orang lain (sosiosentris), anak
akan merasa senang jika dia diterima dikelompoknya dan tidak senang jika dia
ditolak dikelompoknya.
Kematangan sosialnya
dapat dimaknai dengan, memberikan tugas-tugas kelompok baik secara fisik maupun
tugas yang membutuhkan pikiran.
- Perkembangan Emosi
Menginjak usia
sekolah dasar, anak sudah mulai belajar untuk mengontrol emosinya karena
mengungkapkan emosi secara kasar tidaklah diterima oleh orang lain. Kemampuan
mengontrol emosi ini akan semakin baik apabila anak dilatih dan berada
dilingkungan yang stabil.
Emosi merupakan
faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku, dalam hal ini adalah tingkah
laku belajar. Emosi pada perkembangan usia sekolah dasar secara umum meliputi
marah, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, senang, nikmat, dan
bahagia. Emosi positif akan berakibat baik bagi aktivitas hariannya, tetapi
jika emosinya negatif maka akan mengganggu proses belajarnya.
- Perkembangan Moral
Anak mulai mengenal
konsep moral atau mengenai benar dan salah dilingkungan keluarga, dan akan
menjadi gambaran pada tingkah lakunya di kemudian hari. Pada usia sekolah dasar
anak sudah mulai mengikuti tuntutan keluarga dan lingkungan sosialnya.
Kemudian, pada usia akhir sekolah dasar anak sudah dapat memahami alasan dari
sebuah aturan.
Dan anak sudah mulai
mengasosiasikan segala bentuk perilaku dengan konsep benar dan salah.
- Perkembangan Motorik
Pada masa ini
merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan motorik seperti, melukis,
menggambar, berenang, dan sebagainya. Karena pada usia ini perkembangan
fisiknya sudah mulai beranjak matang dan aktivitas motoriknya sangat lincah.
Perkembangan fisik
yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik
dibidang pengetahuan maupun keterampilan. Perkembangan motorik sangat menunjang
keberhasilan belajar, pada usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik
ini pada umumnya dicapai saat mereka sudah siap menerima pelajaran
keterampilan.
- Perkembangan Keagamaan
Pada usia ini
pandangan keagamaan anak diperoleh secara rasional berdasarkan logika pada
indikator alam semesta sebagai ciptaan tuhan.
Penghayatan rohaniyah
nya mulai mendalam, kegiatan ritual seperti solat mereka laksanakan berdasarkan
keharusab moral. Oleh karena itu pendidikan agama di sekolah dasar sangat
penting untuk membantu membentuk pribadi serta akhlak yang baik.
a.
Tugas
perkembangan anak masa usia 6-12 tahun
Pada masa ini anak
mulai belajar didalam dan diluar sekolah. Belajar dilakukan disekolah kemudian
dilanjutkan dirumah untuk mendukung hasil belajar disekolah.
Menurut Robert J.
Hagvighurst, anak pada masa ini mempunyai tugas-tugas perkembangan :
1.
Belajar
memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan ; bermain sepak bola,
loncat tali dan berenang
2.
Belajar
membentuk sikap yang sekap terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis
3.
Belajar
bergaul dengan teman-teman sebayanya
4.
Belajar
memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
5.
Belajar
keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
6.
Belajar
mengembangkan konsep sehari-hari
7.
Membentuk
hati nurani, nilai moral dan nilai sosial
8.
Memperoleh
kebebasan yang bersifat pribadi
9.
Membentuk
sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga
Dalam perkembangan
ini anak masih perlu mengembangkan pengetahuan melalui belajar. Belajar secara
sistematis disekolah juga membentu kebiasaan dan sikap dirumah dan
lingkungannya. Anak juga perlu diberi pujian sebagai reward atas prestasi yang
diraihnya, serta pengawasan dari guru dan orang tua sangat perlu untuk memunculkan
sikap dan kebiasaan yang baik.
b.
Perkembangan
Fisik, Kognitif, Psikologi anak usia/masa Sekolah Dasar (6-12 tahun)
1)
Perkembangan
Fisik
Pertumbuhan fisik
anak usia sekolah dasar cenderung lebih lambat dan konsisten disbanding anak
usia dini. Menurut F. A Hadis (1996) Rata-rata anak usia sekolah dasar
mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5 – 3,5 kg, dan penambahan tinggi
badan 5-7 cm per tahun.
Oleh karena itu, masa
ini disebut juga masa tenang sebelum menjelang masa remaja.tetapi pertumbuhan
fisik ini tidak berarti, karena saat masa ini terjadi terutama saat
bertambahnya ukuran sistem rangka otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada
saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk
bayi (babyfat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor
keturunan dan latihan (olah raga) karena faktor perbedaan jumlah sel-sel otot,
maka pada umumnya untuk laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan.
(santrock, 1995). Selain itu pertumbuhan fisik atau jasmani sebagai berikut :
a)
Perkembangan
fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak
tersebut usia relative sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relative sama
pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukan perbedaan yang
menyolok. Hal ini antara lain : disebabkan perbedaan gizi, lingkungan,
perlakuan orang tua terhadap anak , kebiasaan hidup dan lain-lain.
b)
Nutrisi
dan kesehatan amat mepengaruhi perkembagan fisik anak, kekurangan nutirsi dapat
menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak
aktif. Sebaliknya anak yang memperoleh
makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta
kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
c)
Olahraga
juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang
berolahraga atau tidak aktif seringkali menderita kegemukan dan kelebihan berat
badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
d)
Orang
tua harus selalu memperhatiakn berbagai macam penyakit yang sering diderita
anak.
2)
Perkembangan
Kognitif
Seiring dengan
masuknya anak ke sekolah dasar kemampuan kognitifnya berkembang pesat karena,
dengan masuk sekolah anak menjajaki dunia baru dan memperoleh pengetahuan baru
yang lebih luas. Kalau pada masa sebelumnya anak berpikir imajinatif, sekarang
anak berpikir konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya sangat kuat
sehingga anak benar-benar berada di stadium belajar,
Menurut teori Piaget,
pemikiran anak masa SD disebut juga pemikiran operasional konkrit (concrete
operational thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek
peristiwa nyata atau kongkrit, dalam upaya memahami alam sekitarnya mereka
tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indra,
karena anak mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh
mata dengan kenyataan sesungguhnya (logikanya).
3)
Perkembangan
Intelektual dan Emosional anak usia Sekolah Dasar (SD)
a)
Perkembangan
Intelektual anak
sangat tergantung pada berbagai faktor utama antara lain, kesehatan gizi,
kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua
b)
Perkembangan
emosional berbeda
satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan,
pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru disekolah. Perbedaan perkembangan
emosional juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa.
Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan,
rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal
sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh.
c)
Perlakuan
saudara serumah (kakak-adik),
orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting
pada perkembangan emosional anak.
d)
Dalam
mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi orang tua dan anak,
biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli seperti, psikiater, dokter
anak dan lain sebagainya.
e)
Stress
juga dapat
disebabkan oelh penyakit, frustasi dan ketidak hadiran orang tua, keadaan
ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan
dari pihak orang tua yang menyebabkan stress pada anak biasanya, kurang
perhatian orang tua, sering mendapat marah sampai siksaan secara jasmani, anak
disuruh mengerjakan sesuatu diluar kemampuannya, dan lain sebagainya.
4)
Perkembangan
bahasa
Bahasa sudah
berkembang sejak anak berusia 4-5 bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing
anaknya belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak bisa
berkomunikasi dengan bahasa.
Fungsi dan tujuan, antara lain :
-
Sebagai
pemuas kebutuhan
-
Sebagai
alat untuk menarik orang lain
-
Sebagi
alat untuk membina hubungan sosial
-
Sebagai
alat untuk mengevaluasi diri sendiri
-
Untuk
dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
-
Untuk
mempengaruhi perilaku orang lain
Potensi anak
berbicara didukung oleh beberapa hal :
-
Kematangan
alat berbicara
-
Kesiapan
mental
-
Adanya model yang baik untuk dicontoh oleh anak
-
Kesempatan
berlatih
-
Motivasi
untuk belajar dan berlatih
-
Bimbingan
orang tua
Gangguan
perkembangan berbicara bagi anak :
-
Anak
cengeng
-
Anak
sulit memahami isi pembicaraan orang lain.
5). Perkembangan moral, sosial
dan sikap
a)
Kepada
orang tua sangat dianjurkan memberikan bimbingan serta mengajarkan anak untuk
bergaul dalam masyarakat dengan tepat. Orang tua juga dituntut untuk menjadi
teladan yang baik bagi anak, dan memberikan hadiah jika anak berperilaku baik.
b)
Terdapat
bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak yaitu, berupa materiil
dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar dikemudian hari
anak berperilaku lebih positif dan diterima dalam masyarakat luar.
c)
Fungsi
hadiah bagi anak, antara lain:
-
Memiliki
nilai pendidikan
-
Memberikan
motivasi kepada anak
-
Memperkuat
perilaku
-
Memberikan
dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
d)
Fungsi
hukuman yang diberikan kepada anak:
-
Fungsi
restruktif
-
Fungsi
pendidikan
-
Sebagai
penguat motivasi
e)
Syarat
pemberian hukuman :
-
Segera
diberikan
-
Konsisten
-
Konstruktif
-
Impresional
artinya, tidak ditunjukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya
-
Harus
disertai alasan
-
Sebagai
alat control diri
-
Diberikan
pada tempat dan waktu yang tepat.
5)
Perkembangan
psikologi
Menurut teori
kolhberg, dalam menganalisis perkembangan anak usia SD (6-12 tahun) membaginya
menjadi 2 tahapan :
·
Tahapan
pertama : usia 6-10 tahun
Dalam usia ini, anak
sudah bisa menilai hukuman atau akibat yang diterimanya berdasarkan tingkat
hukuman dari kesalahan yang dilakukannya. Sehingga ia sudah bisa mengetahui
bahwa perilaku baik akan mampu membuatnya jauh tak mendapatkan hukuman.
·
Tahapan
kedua : usia 10-12 tahun
Menurut kolhberg, pada
usia ini anak sudah bisa berpikir bijaksana. Hal ini ditandai dengan ia
berprilaku sesuai norma untuk disukai orang dewasa bukan karena takut dihukum.
Sehinnga berbuat kebaikan pada anak usia ini lebih dinilai dari tujuannya. Pola
asuh para pendidik juga berpengaruh kepada anak untuk menjadi anak yang tahu
akan aturan.
- Pengaruh pola asuh terhadap
perilaku anak
Pola asuh orang tua
adalah pola prilaku yang dirasakan anak baik positif ataupun negative yang
diterapkan pada anak yang bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu.
Menurut Baumrind
(1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua :
a.
Pola
asuh demokratis,
adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak
ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua yang tipe ini bersikap realistis
terhadap kemampuan anak dan memberi kebebasan memilih tindakan pada anak, dan
tidak berharap yang berlebihan melampaui kemampuan anak.
b.
Pola
asuh otoriter,
menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai
hubungan yang baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat
terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang.
Namun, sebaliknya
pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang harus dituruti dan biasanya
dibarengi dengan ancaman-ancaman.
Pengaruhnya terhadap
perilaku anak:
Akan menghasilkan
anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka
melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.
c.
Pola
asuh permisif,
memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan. Orang
tua tipe ini tidak menegur saat anak salah, namun bersifat hangat sehingga
sangat disukai oleh anak. Pola asuh ini akan menghasilkan karakteristik anak
yang implusive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri,
kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.
d.
Pola
asuh tipe pelantar,
orang tua tipe ini umumnya sangat minim memberikan waktu dan biaya untuk
anaknya. Waktu mereka sering digunakan untuk hal pribadi mereka seperti,
bekerja dan kadang mereka memberikan uang yang sangat minim untuk anaknya. Tipe
ini merupakan penelantar secara fisik dan psikis contohnya ibu yang depresi.
Pengaruhnya
bagi perilaku anak adalah menghasilkan karakteristik anak-anak yang moody,
impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga diri
(self esteem) yang rendah, sering bolos dan bermasalah dengan teman lain.
Perlu
kita perhatikan, hendaknya kita mengetahui pola asuh mana yang kita terapkan,
kemudian sesegera mungkin kita merubahnya. Dan harga diri yang rendah terutama
disebabkan oleh pola asuh orang tua yang penelantar.
H.
Karakteristik Dan Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
1. Pengertian Karakteristik siswa
Karakteristik berasal dari kata karakter,
dalam kamus poerwadarminta dikatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat atau
sifat-sifat kejiwaan. Sedangkan menurut IR pedjawijatna mengemukakan karakter
atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan
beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa karakteristik siswa adalah
merupakan seluruh kondisi/keadaan watak yang nyata dan timbul dalam suatu
tindakan siswa dalam kehidupannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari.
Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia tidak akan lepas dari
kodrat, sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda antara seorang dengan lainnya,
maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda. Adapun
bentuk dan karakter siswa usia sekolah dasar (SD).
2. Karakteristik
Perkembangan anak usia Sekolah Dasar (SD)
a. Senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk
melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk
kelas rendah. Guru SD seyognya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
adanya unsur permainan didalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model
pengajaran yang serius tapi santai.
b. Senang bergerak
Guru hendaknya merancang model
pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak (movebel). Menyuruh
anak untuk duduk rapi jangka waktu lama, dirasakan anak sebagai siksaan. Oleh
karena itu guru profesional harus memberikan layanan yang baik agar anak dapat
bergerak secara leluasa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c. Anak senang bekerja dalam kelompok
Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya,
anak usia sekolah dasar belajar aspek-aspek yang penting dalam proses
sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia
kawan, belajar tidak bergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerima
tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat. Karakterisitik
ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang
memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.
d. Senang merasakan atau melakukan,
memperagakan sesuatu secara langsung
Seperti yang dikatakan oleh jean piaget
dengan teori perkembangan kognitifnya, dijelaskan bahwa anak usia sekolah dasar
(SD) memasuki tahap operasional konkret. Dengan demikian guru hendaknya
merancang model pembelajaran yang berkualitas dan memungkinkan anak terlibat
langsung dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan .
3. Ciri-Ciri Perkembangan anak usia sekolah
dasar (6-12 tahun)
1) Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 7 Tahun
a. Fisik
• Pandangan terbatas
• Bekerja dengan kepala diatas meja
• Mengenggam pensil (diujung)
• Dapat menulis dengan rapi
• Kadang-kadang tegang
• Suka ruang yang telah ditentukan
• Sering merasa terluka, bisa nyata atau
pura-pura.
b. Sosial
• Suka menyendiri, tertutup
• Membutuhkan penguatan terus menerus (aman
& teratur)
• Kadang murung, sedih, merajuk, malu.
• Merasa tidak banyak orang yang menyukainya
(berubah)
• Percaya pada guru untuk membantunya
• Sensitif pada perasaan orang lain. Kadang
suka mengadu
• Tidak suka melakukan kesalahan
• Kuat perasaan suka dan tidak suka
• Menjaga kerapian meja dan lingkungan
c. Bahasa
• Pendengar yang baik
• Pembicara yang tepat
• Suka dialog / percakapan berpasangan
• Perkembangan kosa kata cepat
• Tertarik cari arti / maksud kata
• Suka sampaikan catatan kecil
• Berminat dengan bermacam-macam simbol
d. Kognisi
• Suka mengulang pelajaran
• Butuh akhir kegiatan yang jelas (lengkapi
dengan tugas)
• Suka bekerja secara bertahap (sedikit demi
sedikit)
• Suka bekerja sendiri
• Suka dibacakan
• Suka menghapus (ingin sempurna)
• Ingin menemukan bagaimana suatu benda
bekerja
2) Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 8 Tahun
a. Fisik
• Bergerak cepat, bekerja dengan
tergesa-gesa
• Penuh dengan energi
• Perlu pelepasan energi secara fisik
• Kadang sedikit aneh
• Rentang kosentrasi terbatas
• Memiliki pandangan dekat dan jauh sama
kuat
b. Sosial
• Bersifat
sangat baik, penuh dengan humor
• Suka
bekerjasama
• Sering
“ menggigit lebih dari dikunyah” salah dalam memperkirakan kemampuan mereka
• Resisten
(bertahan) membuat alasan dengan cepat ketika membuat kesalahan
• Lebih
suka kegiatan yang sama dengan teman sejenis
• Bermasalah
dengan aturan dan batasan-batasan
• Kelompok
pertemanan lebih banyak dari usia 7 tahun
c. Bahasa
• Bicara
aktif
• Mendengarkan
tapi penuh dengan gagasan sehingga tidak dapat selalu ingat apa yang telah
dikatakanya.
• Melebih-lebihkan
dalam bicara
• Suka
dalam menjelaskan gagasan
• Perluasan
kosa kata yang sangat cepat
d. Kognisi
• Suka
kegiatan kelompok
• Suka
menghasilkan sesuatu
• Sering
bekerja dengan keras / kuat
• Mulai
mahir dalam keterampilan dasar
• Mulai
merasakan kemampuan keterampilannya.
3) Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 9 Tahun
a. Fisik
• Meningkat
dalam koordinasi geraknya
• Tertantang
melakukan kegiatan fisik sekuatnya (memaksa)
• Sering
terluka
• Banyak
mengeluh pada tubuhnya
• Menunjukan
kegelisahan dengan menggigit kuku, gigit bibir, memilin- milin rambut.
b. Sosial
• Sangat
tinggi dalam kompetitif
• Self
aware
• Tidak
sabar
• Sering
merasa khawatir, cemas
• Membuka
jarak dengan orang lain
• Sering
mengeluh; masalah persamaan
• Melihat
orang dewasa secara tidak konsisten & sebagai kontrol
• Kritis
• Sering
marah dan berubah-ubah emosinya
• Individualistik
c. Bahasa
• Menggunakan
kata-kata bersifat deskripsi
• Senang
bermain dalam kata dan bahasa serta informasi
• Bahasa
seperti bayi kadang muncul kembali
• Menggunakan
kata-kata yang melebih-lebihkan
• Saat
banyak menggunakan kata-kata negatif seperti: aku benci itu, aku tidak bisa.
• Senang
bercanda yang sifatnya jorok
• Mencampuradukan
bahasa ketika bicara
d. Kognisi
• Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi
diri sendiri
• Mulai mengenal dunia yang lebih luas
• Sedikit berimajinasi
• Rasa ingin tahu secara intelektual
• Mampu beradaptasi dengan beberapa kondisi
yang dia hadapi
• Bermasalah dengan kondisi abstrak,
angka-angka yg banyak, masa waktu dan ruang
4) Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 10 Tahun
a. Fisik
• Perkembangan otot besar
• Sangat membutuhkan waktu diluar ruangan
dan tantangan fisik
• Tulisan tangan cenderung tidak rapi
• Makanan ringan dan waktu istirahat
membantu pertumbuhan tubuhnya
b. Bahasa
• Pendengar yang baik
• Banyak membaca
• Ekspresif, suka menjelaskan, aktif bicara
• Bekerjasama dan bersaing
• Bersahabat, bergembira
c. Kognisi
• Daya ingat cukup produktif
• Kemampuan pada hal yang abstrak mulai
meningkat
• Menyukai aturan dan hal-hal yang masuk
akal
• Mengklasifikasi dan mengumpulkan hal-hal
yang disukai
• Bangga dengan hasil akademiknya
5) Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 11 Tahun
a. Fisik
• Meningkatnya nafsu makan, kegitan dan
bicara
• Munculnya pubertas pada sebagian anak
perempuan
• Gerakan yang stabil, kurang waktu
istirahat
• Sering kena flu dan kadang infeksi telinga
• Butuh istirahat yang cukup
b. Sosial
• Peka, emosinya tidak stabil
• Bersebrangan pendapat
• Emosional
• Mudah masuk/keluar dari kelompoknya
c. Bahasa
• Senang berbicara ditelepon
• Selalu menuruti kata hati, bicara sebelum
dipikirkan
• Bicara kasar
• Suka beragumen, pendebat ulung
d. Kognisi
• Suka tugas baru dan berpengalaman untuk mereflesikkan
atau memperbaiki tugas berikutnya.
• Dapat berfikir abstrak
6) Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 12 Tahun
a. Fisik
• Energi tinggi
• Butuh banyak istirahat
• Makan itu sangat dipentingkan
• Pendidikan jasmani sangat dibutuhkan
b. Sosial
• Mulai tampak kepribadian orang dewasa
• Dapat memberikan alasan yang lebih masuk
akal
• Teman sebaya lebih penting dari pada guru
• Muncul rasa aman terhadap dirinya
• Peduli terhadap dirinya dan sangat
pengertian
c. Bahasa
• Muncul kekasaran
• Memiliki makna ganda, bermain kata-kata,
bercanda sesuai kemampuan
• Asyik ngobrol dengan orang dewasa atau
teman sebayanya bahasa “gaul”
d. Kognisi
• Kemampuan memahami hal yang abstrak
meningkat
• Muncul kemampuan pada keterampilan area
tertentu
• Sangat tertarik pada hal-hal baru,
politik, keadilan sosial.
I. Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia
Sekolah Dasar (SD)
Masalah adalah
ketidaksamaan antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat nya sebagai
tidak terpenuhinya harapan sesuatu
kebutuhan seseorang, ada pula yang mengartikanya sebagai sesuatu yang tidak
mengenakkan. Masalah yang dialami siswa sekolah dasar dapat bermacam-macam
sesuai dengan corak dan ragamnya. Keragaman tersebut dapat dilihat dari
intensitas dan kuantitasnya,secara intensitasnya, masalah siswa sekolah dasar
dapat bergerak dari masalah yang bersifat temporer, sedangkan kuantitasnya
masalah siswa dapat diklasifikasikan menjadi enam yaitu : masalah perkembangan
jasmani dan kesehatan, masalah keluarga, masalah-masalah psikologis,
masalah-masalah sosial, kesulitan belajar, dan masalah motivasi pendidikan
ypada umumnya. Perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar memang merupakan
sebuah hal yang sangat disorot. Pada masa ini, anak akan mendapatkan beragam
masalah karena ia baru saja mengenal dunia baru yaitu dunia sekolah. Anak akan
berintreraksi dengan lebih banyak orang yang bisa memajukan atau bahkan
memberikan pengaruh negative terhadap perkembangan psikologinya.
Ada beberapa masalah
perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar:
1. Hiperaktif
Hiperaktif merupakan
sebuah gangguan psikologi yang terjadi pada anak dan cukup sering terjadi. Anak
akan cenderung bergerak aktif dan bahkan menjadi super aktif dalam
lingkunganya. Anak ini umumnya dapat membahayakan teman-temanya akibat prilaku
yang terjadi secara spontan dan fikir panjang.
2. Sulit
berkonsentrasi
Anak dengan konsentrasi yang buruk bisa membuatnya
kesulitan apabila harus belajar dalam waktu yang lama dan mengerti mengenai
beberapa materi pembelajaran, mereka cenderung mudah terpengaruh terhadap hal
yang ada disekitarnya, sehingga tidak mampu berkonsentrasi secara maksimal.
3. Pemurung dan
Penyendiri
Anak pemurung dan
penyendiri biasanya sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan
keadaan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan
berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
4. Masalah Bicara
Pada masalah ini
anak-anak mempunyai masalah mengenai artikulasi dimana pembicaraan yang mereka
lakukan kurang jelas dan sulit diterima oleh lawan bicara. Salah satu cara
terbaik yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah ini dengan terapi bicara.
Seorang anak akan diajarkan bagaimana cara berbicara dengan konsep yang pelan,
lambat, namun jelas.
Menurut Wentzal dan
Asher (para pakar perkemkembangan) mereka menyatakan 3 tipe anak yang tidak
popular yaitu:
1.
Anak
yang diabaikan (Neglected children)
2.
Anak
yang ditolak (rejected children)
3.
Anak
yang kontrovesi (controversial children)
Ciri-ciri anak pada
masa kelas rendah
- Ada hubungan yang kuat
antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
- Suka memuji diri sendiri
- Jika tidak dapat
menyelesaikan suatu tugas, tugas itu dianggap tidak penting
- Suka membandingkan dirinya
dengan orang lain, jika hal itu menguntungkan untuk dirinya.
- Suka merugikan orang lain
- Ciri-ciri anak pada masa
kelas tinggi
- Perhatiannya tertuju pada
kehidupan sehari-hari
- Rasa ingin tahu, ingin
belajar, dan realistis
- Timbul minat pada
pelajaran-pelajaran khusus
- Anak memandang nilai sebagai
ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya disekolah.
- Anak-anak suka membentuk
kelompok sebaya, mereka membuat peraturan sendiri dengan kelompoknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar