Selasa, 15 Desember 2015

VARIASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Perbedaan individu penting dibahas dan dipahami oleh pendidik agar para pendidik bisa memahami perbedaan dari asing-masing peserta didik. Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga sering timbulnya permasalahan akibat perbedaan itu. Permasalahan ini kita akan mengetahui berbagai macam perbedaan individu, diantaranya perbedaan kognitif, perbedaan kecakapan bahasa, perbedaan kecakapan motorik, perbedaan latar belakang, perbedaan bakat, perbedaan kesiapan belajar, perbedaan tingkat pencapaian, perbedaaan lingkungan keluarga, latar belakang budaya dan etnis, dan faktor pendidikan.
Perkembangan zaman menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dsb. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dsb. Walaupun pada umumnya masing-masing individu berhasil mengatasi dengan sempurna, sebagian lain masih perlu mendapatkan bantuan.
2.      Rumusan Masalah
1)      Apa pengertian peserta didik ?
2)      Apa perbedaan antara masing-masing individu ?
3)      Bagaimana karakteristik individu dalam implikasi pendidikan ?
3.      Tujuan
1)      Mengetahui pengertian peserta didik.
2)      Dapat membedakan perbedaan masing-masing individu.
3)      Mengetahui bagaimana karakteristik peserta didik dalam implikasi pendidikan.






BAB II
PEMBAHASAN
A.     Pengertian Psikologi dan Peserta Didik
Secara etimologi psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas hidup dan “ Logos” yang berarti ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah-olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa.
Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni obyek yang dipelajari, maka tidaklah tepat jika mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa karena jiwa merupakan sesuatu yang bersfat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan obyek psikologi ini, maka yang paling mungkin untuk dikaji adalah manifastasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk prilaku individual dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
a.       Psikologi Perkembangan : mengkaji prilaku individu yang berada dalam proses perkembangan mulai dari masa konsepsi sampai dengan akhir hayat.
b.      Psikologi Kepribadian : mengkaji perilaku individu khusus dilihat dari aspek-aspek kepribadiannya.
c.       Psikologi Klinis : mrngkaji perilaku individu untuk keperluan penyembuhan (Klinis)
d.      Psikologi Abnormal : mengkaji perilkau individu yang tergolong abnormal
e.      Psikologi Industri : mengkaji perilaku individu dalam kaitannya dengan dunia Industri.
f.        Psikologi Pendidikan : mengkaji perilaku individu dalam situasi pendidikn disamping jenis-jenis psikologi yang disebutkan diatas masih terdapat berbagai jenis psikologi lainnya. Psikologi Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didalamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu, yakni :
·         Ontologis : obyek dari psikologi pendidikan adalah perilaku-perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik,pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarkat pendidikan.
·         Epistemology : teori-teori, konsep-konsep, prinsip-prinsip dan dalil-dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui beragai studi longitudinal maupun studi cross secitional, baik secara pendekatan kualitatif maupun pendekatan kuantitatif.
·         Aksiologis : psikologis pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji prilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta.
Kegitan pendidikan khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar, system evaluasi , dan layanan bimbingan dan konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikn yang didalamnya membutuhkan psikologi. Pendidikan sebagai suatau kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang. Diantaranya peserta didik, pendidik administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik.
Peserta didik merupakan subjek yang menjadi fokus utama dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Jadi dalam mempelajari dan memperlakukan peserta didik, termasuk peserta didik usia SD/MI hendaknya dilakukan secara utuh, tidak terpisah-pisah.
Dalam proses pendidikan, peserta didik merupakan salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral. Sebagai salah satu komponen penting dalam system pendidikan, peserta didik  sering disebut sebagai “raw material” ( bahan material)
Berdasarkan beberapa definisi tentang peserta didik yang disebutkan atas dapat disimpulkan bahwa peserta didik individu yang memiliki sejumlah karakteristik, diantaranya :
Ø  Peserta Didik adalah individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas sehingga ia merupakan insan yang unik.
Ø  Peserta didik adalah individu yang sedang berkembang, artinya peserta didik tengah mengalami perubahan-perubahan dalam dirinya yang ditunjukan kepada diri sendiri maupun yang diarahkan pada penyesuaian dengan lingkungannya.
Ø  Peserta didik adalah individu yang membutuhkan bimbingan individual dan perlakuan manusiawi.
Ø  Peserta didik individu yang memiliki kamampuan untuk mandiri .
Siswa merupakan sebutan untuk anak didik pada jenjang pendidikan dasar dan juga menengah. Siswa merupakan satu-satunya subjek yang menerima apa saja yang diberikan oleh guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung. Siswa digambarakan sebagai sosok yang membutuhkan bantuan orang lain untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Selain memperoleh ilmu pengetahuan siswa juga mengalami perkembangan serta pertumbuhan dari kegiatan pendidikan tersebut. Peserta didik yang pada umumnya merupakan individu yang memliki potensi yang dirasa perlu dikembangkan melalui pendidikan baik fisik maupun psikis lingkunagn keluarga dan lingkungan masyarkat dimanapun ia berada.
UU RI No. 20 tahun 2003 telah mencantumkan bahwa peserta didik memiliki kewajiban sebagai berikut :
1)      Menjaga norma-norma pendidikan untuk menjamin keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.
2)      Ikut menanggung biaya pendidikan kecuali bagi yang dibebaskan dari kewajiban tersebut.


             













B. Karakteristik Perkembamgan Peserta Didik
Secara garis besarnya aspek-aspek perkembangan meliputi: perkembangan fisik motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Secara umum karakteristik perkembangan peserta didik dibedakan seperti berikut:
v  Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah adalah 6 tahun dan selesai pada usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak berarti anak usia sekolah berada dalam dua masa perkembangannya,yaitu masa  kanak-kanak tengah (6-9), dan masa kanak-kanak akhir (10-12).
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
·         Menguasai ketereampilan fisisk yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
·         Membina hidup sehat.
·         Belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok.
·         Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
·         Belajar membaca,menulis,dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
·         Memperoleh sejumlah konsep yang yang diperlukan untuk berpikir efektif.
·         Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
·         Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guru dituntut untuk memberikan bantuan berupa:
·         Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
·         Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar, bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
·         Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau langsung dalam membangun konsep.


v  Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol pada anak usia SMP ini,yaitu:
·         Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
·         Mulai timbulnya cirri-ciri seks sekunder.
·         Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan un tuk:
·         Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui kegiatan-kegiatan yang positif.
·         Menerapkan pndekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau kelompok kecil.
·         Meningkat kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan potensi siswa.
v   Karakteristik Anak Usia Remaja (SMA)
Masa remaja (12-21 tahun)merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
·         Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya.
·         Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
·         Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menurut adanya pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, diantaranya:
·         Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya penyimpangan seksual dan penyalahgunaan narkotika.
·         Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi dirinya.
·         Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan mengambil keputusan.
C. Teori-teori Tentang Hakikat Perkembangan Peserta Didik
Berikut akan diuraikan beberapa teori psikologi tentang hakikat manusia tersebut.
v  Pandangan Psikodinamika
Teori psikodinamika adalah teori psikologi yang berupaya menjelaskan hakikat dan perkembangan tingkah laku ( kepribadian) manusia.
Menurut Freud, sedikit ide-ide, harapan-harapan, dan implus-implus yang ada dalam diri individu dan yang menentukan tingkah laku mereka. Sebaliknya, bagian dari pikiran yang lebih besar, yang meliputi harapan-harapan, kekuatan-kekuatan, permukaan kesadaran (unconscious). Berdasarkan ide-ide pokok tentang tingkah laku manusia tersebut freud kemudian membedakan kepribadian manusia atas tiga unit mental atau struktur psikis, yaitu:
  • Id
Merupakan aspek biologis kepribadian karena berisikan unsure-unsur biologis, termasuk didalamnya dorongan-dorongan dan implus-implus instinktif yang lebih dasar ( lapar, haus, seks, dan agresi). Id bekerja mengikuti prinsip kesenangan (pleasure principle), yang dioperasikan pada dunia proses: pertama, refleks dan reaksi otomatis (seperti: bersin, berkedip); kedua, proses berpikir primer (primary process thinking) yang merupakan proses dalam berhubungan dengan dunia luar melalui imajinasi dan fantasi.
  • Ego
Merupakan aspek psikologi kepribadian karena timbul dari kebutuhan organism untuk berhubungan secara baik dengan dunia nyata dan menjadi perantara antara kebutuhan instinktif organisme dengan keadaan lingkungan. Karena fungsi utama ego adalah: 1).  Menahan penyaluran dorongan ; 2). Mengatur desakan dorongan-dorongan yang sampai pada kesadaran; 3).Mengarahkan suatu perubahan agar mencapai tujuan-tujuan yang dapat diterima; 4).berpikir logis; 5). Mempergunakan pengalaman emosi-emosi kecewa atau kesal sebagai tanda adanya sesuatu yang salah,yang tidak benar.
  • Superego
Adalah aspek sosiologis kepribadian karena merupakan wakil nilai-nilai tradisional dan cita-cita masyarakat sebagaimana yang ditafsirkan orangtua kepada anak-anaknya melalui berbagai perintah dan larangan. perhatian superego adalah memutuskan apakah sesuatu itu benar atau salah, sehingga dapat bertindak sesuai dengan norma-norma moral yang diakui oleh masyarakat.
v  Pandangan Behavioristik
Behavioristik adalah sebuah aliran dalam dalam pembahasan tingkah laku manusia yang dikembangkan oleh jhon B. Watson (1878-1958), seorang ahli psikologi Amerika, pada tahun 1930, sebagai reaksi atas teori psikodinamika.
Watson dan teoristik behavioristik lainnya, sepertti skinner (1904-1990) meyakini bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil dari pembawaan genetis dan pengaruh lingkungan atau situasional.
v  Pandangan Humanistik
Teori humanistik muncul pada pertengahan abad ke-20 sebagai reaksi terhadap teori psikodinamika dan behavioristik. Para teoritikus humanistik, seperti Carl Rongers (1902-1987) dan Abraham Maslow (1908-1970) meyakini bahwa tingkah laku manusia tidak dapat dijelaskan sebagai hasil dari konflik-konflik yang tidak disadari maupun sebagai hasil pengondisian (conditioning) yang sederhana. Menurut Rongers, salah seorang tokoh aliran humanistic, prasyarat dari terpenting bagi aktualisasi diri adalah konsep  diri yang luas dan fleksibel.
v  Pandangan Psikologi Transpersonal
Psikologi transpersonal merupakan pengembangan psikologi humanistic. Aliran psikologi ini disebut aliran keempat psikologi. S.I Shapiro dan Denise H. Lojoie (1992) menggambarkan psikologi transpersonal.
Psikologi transpersonal berawal dari penelitian-penelitian psikologi kesehatan yang dilakukan oleh Abraham Maslow pada tahun 1990-an. Maslow melakukan serangkaian penelitian tentang pengalaman-pengalaman keagamaan, seperti “ pengalaman pengalaman puncak” (peak misalnyaperiences).

D. Perbedaan  Individual Pekembangan Peserta Didik
Dalam kajian psikologi, masalah individu mendapat perhatian yang besar sehingga melahirkan cabang psikologi yang dikenal dengan individual psychology atau differential  psychology, yang memberikan perhatian besar terhadap penelitian tentang perbedaan individu.
Individu menunjukkan kedudukan seseorang sebagai perseorangan atau personal. Sebagai orang perseorangan individu memiliki sifat-sifat atau karakteristik yang menjadikannya berbeda dengan makhluk lainnya. Perbedaan inilah yang disebut dengan perbedaan individual (individual difference). Secara umum, perbedaan individual dibagi menjadi dua yaitu, perbedaan secara vertical dan perbedaan secara horizontal. Perbedaan vertikal adalah perbedaan individu dalam aspek jasmaniah, seperti : bentuk, tinggi, besar, kekuatan dan sebagainya. Perbedaan horizontal adalah perbedaan individu dalam aspek mental seperti: tingkat kecerdasan, bakat, minat, ingatan, emosi, tempramen, dan sebagainya.
Berikut ini akan diuraikan beberapa aspek perbedaan individual peserta didik tersebut.
  1. Perbedaan Fisik – Motorik
Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh panca indera, seperti: bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup aspek-aspek fisik yang tidak dapat diamati melalui pancaindera.
Perbedaan aspek fisik juga dapat dilihat dari kesehatan peserta didik, seperti kesehatan mata dan telinga. Dalam hal kesehatan mata misalnya, akan ditemui adanya peserta didik yang mengalami gangguan penglihatan, seperti: rabun jauh, kesehatan telinga, akan ditemui adanya peserta didik yang mengalami penyumbatan pada saluran liang telinga, ketegangan pada gendang telinga, terganggunya tulang-tulang pendengaran, dan seterusnya.
  1. Perbedaan Intelegensi
Intelegensi adalah salah satu kemampuan mental, pikiran atau intelektual dan merupakan bagian dari  proses kognitif pada tingkatan yang lebih tinggi. Secara ilmu intelegensi dapat dipahami sebagai kemampuan beradaptasi dengan situasi yang baru secara cepat dan efektif.
Untuk mengetahui tinggi rendahnya intelegensiesera didik para ahli telah mengembangkan instrument yang dikenal “ test intelegensi” yang kemudian lebih dikenal dengan istilah intelligence Quotient, disingkat IQ.
Berdasarkan hasil tes intelegensi, peserta didik dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
  1. Anak Genius
IQ diatas 140
  1. Anak Pintar
110 – 140
  1. Anak Normal
90 – 110
  1. Anak Kurang Pintar
70 – 90
  1. Anak Debil
50 – 70
  1. Anak Dungu
30 – 50
  1. Anak Idiot
IQ dibawah 30

Genius adalah sifat pembawaan luar biasa yang dimiliki seseorang, sehingga ia mampu mengatasi kecerdasan orang- orang biasa dalam bentuk pemikiran dan hasil karya. Sedangkan idiot atau pander adalah penderita lemah otak, yang hanya memiliki keampuan berpikir setingkat dengan kecerdasan anak yang berumur tiga tahun (Murasal, 1981).
  1. Perbedaan Kecakapan Bahasa
Kemampuan berbahasa adalah kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dalam kalimat yang bermakna, logis, dan sistematis. Kemampuan berbahasa anak didik berbeda – beda, ada yang berbicara dengan lancar , singkat dan jelas, ada pula yang gagap, berbicara, berbelit – belit dan tidak jelas.
Dari hasil beberapa penelitian bahwa faktor nature dan nurture ( pembawaan dan lingkungan) sangat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Karena itu, tidak heran kalau antara individu yang satu dan yang lainnya berbeda dalam kecakapannya. Faktor yang mempengaruhi perbedaan kecakapan berbahasa anak yaitu: faktor kecerdasan, pembawaan, lingkungan fisik, terutama organ bicara, dan sebagainya.
  1. Perbedaan Psikologis
Perbedaan psikologis peserta didik juga terlihat dari aspek psikologisnya. Ada anak yang mudah tersenyum, gampang marah, berjiwa sosial, sangat egoistis, cengeng, pemalas, rajin, dan ada pula anak yang pemurung dan seterusnya.
Persoalan psikologis memang sangat kompleks dan sangat sulit dipahami secara tepat, karena menyangkut apa yang ada didalam jiwa dan perasaan peserta didik. Guru dituntut untuk mampu memahami fenomena – fenomena tersebut. Salah satu cara yang mungkin dilakukan adalah dengan melakukan pendekatan kepada peserta didik secara pribadi. Dengan cara ini mungkin guru dapat mengenal siapa sebenarnya peserta didik tersebut, keinginan – keinginannya, dan kebutuhan – kebutuhan yang ingin dicapainya.
E. Hukum – Hukum Perkembangan
1.       Hukum Ceaphalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala ke arah kaki. Bagian – bagian pada kepala tumbuh lebih dahulu daripada bagian – bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan prenatal, yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan mempunyai bagian – bagian dan alat – alat pada kepala yang “lebih matang” daripada bagian – bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa prenatal, neonatal, maupun anak – anak, proporsi bagian kepala dengan rangka batang tubuhnya mula – mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2.       Hukum Proximodistal
Hukum Proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat – alat tubuh yang terdapat dipusat, seperti jantung, hati, dan alat – alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada ditepi. Hal ini tentu saja karena alat –alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu lebih vital daripada misalnya anggota gerak seperti tangan, kaki. Anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan –kelainan pada anggota gerak, akan tetapi bila terjadi kelinan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal.
Ditinjau dari sudut biologis, sudut anatomis, dan sudut ilmu faal masih banyak lagi ketentuan yang berhubungan dengan pertumbuhan, struktur dan fungsi, serta kefaalan anggota tubuh. Misalnya dalam hal kematangan, anggota – anggota tubuh akan tumbuh, berkembang, dan berfungsi yang tidak sama antara satu dengan yang lainnya. Contohnya terlihat pada kelenjar – kelenjar kelamin, yang baru mulai berfungsi (matang) ketika anak memasuki masa remaja pada saat ini terjadi.
3.       Perkembangan Terjadi dari Umum ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi perkembangan yang dimulai dari hal – hal yang umum, kemudian berangsur menuju hal yang khusus. Terjadi proses differensiasi  seperti yang dikemukakan oleh Werner. Anak akan lebih dulu mampu menggerakan lengan atas, lengan bawah, tepuk tangan baru kemudian menggerakan jemarinya. Dari sudut perkembangan juga terlihat hal yang tadinya umum ke khusus.
4.       Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan – Tahapan Perkembangan
Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri – ciri perkembangan yang berbeda dalam setiap fase perkembangan. Sebenarnya ciri – ciri perkembangan sebelumnya diperlihatkan pada masa berikutnya., hanya saja terjadi dominasi pada ciri – ciri yang baru. Namun demikian ada aspek – aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi, hal ini disebut fiksasi.
5.       Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Setiap tahap perkembangan tidak berlangsung secara melompat – lompat. Akan tetapi, menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula. Yang ditentukan oleh kekuatan yang ada dalam diri anak.
Dalam praktik, sering terlihat dua hal sebagai petunjuk keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni:
a.       Jika perkembangan kemampuan fisik untuk berjalan jauh tertinggal dari patokan umum, tanpa ada sebab khusus pada fungsionalistik fisik yang terganggu.
b.       Jika perkembangan kemampuan sangat terlambat dibandingkan dengan anak – anak yang lain pada masa perkembangan yang sama.
F. Karakteristik Individu
        Karakteristik individu adalah keseluruhan kelakuan dan kemampuan yang ada pada individu sebagai hasil dari pembawaan lingkungannya. Jadi, lingkungan menentukan karakteristik seseorang. Seorang anak yang pemarah dank keras kepala dihasilkan dari lingkungan yang keras begitu juga sebaliknya, seorang anak yang penyabar dihasilkan dari lingkungan yang baik.
Ada dua faktor yang mempengaruhi karakteristik individu baik fisik, mental atau emosional, yaitu :
  1. Nature ( alam dan sifat dasar ) adalah karakteristik individu yang dibawa sejak lahir atau diwariskan
  2. Nuture ( pemeliharaan dan pengasuhan ) adalah adalah faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi individu sejak masa pembuahan sampai selanjutnya.
Dalam hal ini proses pendidikan harus sesuai dengan karakteristik individu peserta didik agar masing-masing individu peserta didik dapat belajar secara optimal.
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam karakteristik individu :
  1. Karakteristik, yang berkenaan dengan kemampuan awal (prerequisite skills) seperti, kemampuan intelektual, berpikir dan kemampuan2 psikomotor lainnya.
  2. Karakteristik, yang berhubungan dengan latar belakang dan status sosio cultural.
  3. Karakteristik, yang berkenaan dengan perbedaan-perbedaan kepribadian, seperti: sikap, perasaan, minat dan lain-lain.
Bagi guru khususnya, pemahaman tentang karakteristik individu sangat penting dalam memilih dan menentukan pola-pola pengajaran yang lebih baik atau yang lebih berguna bagi peserta didik.
G. Perkembangan Anak Masa Usia Sekolah Dasar (6-12 tahun)
  1. Perkembangan Intelektual
Pada anak usia 6-12 tahun sudah bisa mereaksi rangsang intelektual nya, melakukan tugas-tugas belajarnya menurut kemampuan intelektual dan kemampuan kognitif nya seperti, membaca, menulis dan menghitung. Pada masa pra sekolah pola piker anak masih imajinatif (khayalan), sedangkan pada masa sekolah pola pikirnya sudah bersifat konkrit dan rasional. Menurut piaget masa ini disebut masa operasi konkrit, yaitu berakhirnya berpikir khayal dan mulai berpikir konkrit. Pada masa ini ditandai dengan 3 kemampuan dan kecakapan baru,
A.     Mengklasifikasikan, menghubungkan ungkapan angka-angka
B.     Kemampuan menghitung, menambah, dan mengurangi
C.     Kemampuan anak memecahkan masalah sederhana
  1. Perkembangan Bahasa
Bahasa adalah sarana komunikasi dengan orang lain. Usia sekolah dasar merupakan masa berkembang pesatnya kemampuan mengenal, dan menguasai vocabulary atau perbendaharaan kata, terdapat 2 faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa, yaitu:
a.       Proses jadi matang, dengan kata lain anak itu menjadi matang (organ suara sudah berfungsi)
b.       Proses belajar, yang berarti anak telah matang untuk berbicara lalu mempelajari bahasa orang lain dengan jalan memanipulasi atau meniru ucapan yang didengarnya.
Kedua proses ini terjadi pada masa bayi dan anak-anak, sehingga pada masa sekolah dasar anak sudah bisa menyusun kalimat dengan sempurna. Disekolah diadakan pelajaran bahasa untuk menambah perbendaharaan kata sehingga anak dapat menggunakan bahasanya dengan baik.
  1. Perkembangan Sosial
Merupakan pencapaian kematangan pada interaksi sosial, dengan kata lain anak-anak sedang belajar menyesuaikan diri pada norma-norma kelompok, tradisi dan moral. Yang ditandai dengan perluasan hubungan baik dengan keluarga, teman atau lingkungan sekolah. Anak mulai menyesuaikan diri sendiri (egosentris) pada sikap kerjasama (kooperatif) atau memperhatikan kepentingan orang lain (sosiosentris), anak akan merasa senang jika dia diterima dikelompoknya dan tidak senang jika dia ditolak dikelompoknya.
Kematangan sosialnya dapat dimaknai dengan, memberikan tugas-tugas kelompok baik secara fisik maupun tugas yang membutuhkan pikiran.
  1. Perkembangan Emosi
Menginjak usia sekolah dasar, anak sudah mulai belajar untuk mengontrol emosinya karena mengungkapkan emosi secara kasar tidaklah diterima oleh orang lain. Kemampuan mengontrol emosi ini akan semakin baik apabila anak dilatih dan berada dilingkungan yang stabil.
Emosi merupakan faktor dominan yang mempengaruhi tingkah laku, dalam hal ini adalah tingkah laku belajar. Emosi pada perkembangan usia sekolah dasar secara umum meliputi marah, cemburu, iri hati, kasih sayang, rasa ingin tahu, senang, nikmat, dan bahagia. Emosi positif akan berakibat baik bagi aktivitas hariannya, tetapi jika emosinya negatif maka akan mengganggu proses belajarnya.
  1. Perkembangan Moral
Anak mulai mengenal konsep moral atau mengenai benar dan salah dilingkungan keluarga, dan akan menjadi gambaran pada tingkah lakunya di kemudian hari. Pada usia sekolah dasar anak sudah mulai mengikuti tuntutan keluarga dan lingkungan sosialnya. Kemudian, pada usia akhir sekolah dasar anak sudah dapat memahami alasan dari sebuah aturan.
Dan anak sudah mulai mengasosiasikan segala bentuk perilaku dengan konsep benar dan salah.
  1. Perkembangan Motorik
Pada masa ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan motorik seperti, melukis, menggambar, berenang, dan sebagainya. Karena pada usia ini perkembangan fisiknya sudah mulai beranjak matang dan aktivitas motoriknya sangat lincah.
Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu kelancaran proses belajar, baik dibidang pengetahuan maupun keterampilan. Perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar, pada usia sekolah dasar kematangan perkembangan motorik ini pada umumnya dicapai saat mereka sudah siap menerima pelajaran keterampilan.
  1. Perkembangan Keagamaan
Pada usia ini pandangan keagamaan anak diperoleh secara rasional berdasarkan logika pada indikator alam semesta sebagai ciptaan tuhan.
Penghayatan rohaniyah nya mulai mendalam, kegiatan ritual seperti solat mereka laksanakan berdasarkan keharusab moral. Oleh karena itu pendidikan agama di sekolah dasar sangat penting untuk membantu membentuk pribadi serta akhlak yang baik.
a.       Tugas perkembangan anak masa usia 6-12 tahun
Pada masa ini anak mulai belajar didalam dan diluar sekolah. Belajar dilakukan disekolah kemudian dilanjutkan dirumah untuk mendukung hasil belajar disekolah.
Menurut Robert J. Hagvighurst, anak pada masa ini mempunyai tugas-tugas perkembangan :
1.       Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan ; bermain sepak bola, loncat tali dan berenang
2.       Belajar membentuk sikap yang sekap terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis
3.       Belajar bergaul dengan teman-teman sebayanya
4.       Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya
5.       Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung
6.       Belajar mengembangkan konsep sehari-hari
7.       Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial
8.       Memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi
9.       Membentuk sikap terhadap kelompok sosial dan lembaga-lembaga
Dalam perkembangan ini anak masih perlu mengembangkan pengetahuan melalui belajar. Belajar secara sistematis disekolah juga membentu kebiasaan dan sikap dirumah dan lingkungannya. Anak juga perlu diberi pujian sebagai reward atas prestasi yang diraihnya, serta pengawasan dari guru dan orang tua sangat perlu untuk memunculkan sikap dan kebiasaan yang baik.
b.      Perkembangan Fisik, Kognitif, Psikologi anak usia/masa Sekolah Dasar (6-12 tahun)
1)      Perkembangan Fisik
Pertumbuhan fisik anak usia sekolah dasar cenderung lebih lambat dan konsisten disbanding anak usia dini. Menurut F. A Hadis (1996) Rata-rata anak usia sekolah dasar mengalami penambahan berat badan sekitar 2,5 – 3,5 kg, dan penambahan tinggi badan 5-7 cm per tahun.
Oleh karena itu, masa ini disebut juga masa tenang sebelum menjelang masa remaja.tetapi pertumbuhan fisik ini tidak berarti, karena saat masa ini terjadi terutama saat bertambahnya ukuran sistem rangka otot, serta ukuran beberapa organ tubuh. Pada saat yang sama kekuatan otot-otot secara berangsur-angsur bertambah dan gemuk bayi (babyfat) berkurang. Pertambahan kekuatan otot ini adalah karena faktor keturunan dan latihan (olah raga) karena faktor perbedaan jumlah sel-sel otot, maka pada umumnya untuk laki-laki lebih kuat daripada anak perempuan. (santrock, 1995). Selain itu pertumbuhan fisik atau jasmani sebagai berikut :
a)      Perkembangan fisik atau jasmani anak sangat berbeda satu sama lain, sekalipun anak-anak tersebut usia relative sama, bahkan dalam kondisi ekonomi yang relative sama pula. Sedangkan pertumbuhan anak-anak berbeda ras juga menunjukan perbedaan yang menyolok. Hal ini antara lain : disebabkan perbedaan gizi, lingkungan, perlakuan orang tua terhadap anak , kebiasaan hidup dan lain-lain.
b)      Nutrisi dan kesehatan amat mepengaruhi perkembagan fisik anak, kekurangan nutirsi dapat menyebabkan pertumbuhan anak menjadi lamban, kurang berdaya dan tidak aktif.  Sebaliknya anak yang memperoleh makanan yang bergizi, lingkungan yang menunjang, perlakuan orang tua serta kebiasaan hidup yang baik akan menunjang pertumbuhan dan perkembangan anak.
c)      Olahraga juga merupakan faktor penting pada pertumbuhan fisik anak. Anak yang kurang berolahraga atau tidak aktif seringkali menderita kegemukan dan kelebihan berat badan yang dapat mengganggu gerak dan kesehatan anak.
d)      Orang tua harus selalu memperhatiakn berbagai macam penyakit yang sering diderita anak.
2)      Perkembangan Kognitif
Seiring dengan masuknya anak ke sekolah dasar kemampuan kognitifnya berkembang pesat karena, dengan masuk sekolah anak menjajaki dunia baru dan memperoleh pengetahuan baru yang lebih luas. Kalau pada masa sebelumnya anak berpikir imajinatif, sekarang anak berpikir konkrit, rasional dan objektif. Daya ingatnya sangat kuat sehingga anak benar-benar berada di stadium belajar,
Menurut teori Piaget, pemikiran anak masa SD disebut juga pemikiran operasional konkrit (concrete operational thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek peristiwa nyata atau kongkrit, dalam upaya memahami alam sekitarnya mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang bersumber dari panca indra, karena anak mulai mempunyai kemampuan untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan sesungguhnya (logikanya).
3)      Perkembangan Intelektual dan Emosional anak usia Sekolah Dasar (SD)
a)      Perkembangan Intelektual anak sangat tergantung pada berbagai faktor utama antara lain, kesehatan gizi, kebugaran jasmani, pergaulan dan pembinaan orang tua
b)      Perkembangan emosional berbeda satu sama lain karena adanya perbedaan jenis kelamin, usia, lingkungan, pergaulan dan pembinaan orang tua maupun guru disekolah. Perbedaan perkembangan emosional juga dapat dilihat berdasarkan ras, budaya, etnik dan bangsa. Perkembangan emosional juga dapat dipengaruhi oleh adanya gangguan kecemasan, rasa takut dan faktor-faktor eksternal yang sering kali tidak dikenal sebelumnya oleh anak yang sedang tumbuh.
c)      Perlakuan saudara serumah (kakak-adik), orang lain yang sering kali bertemu dan bergaul juga memegang peranan penting pada perkembangan emosional anak.
d)      Dalam mengatasi berbagai masalah yang sering kali dihadapi orang tua dan anak, biasanya orang tua berkonsultasi dengan para ahli seperti, psikiater, dokter anak dan lain sebagainya.
e)      Stress juga dapat disebabkan oelh penyakit, frustasi dan ketidak hadiran orang tua, keadaan ekonomi orang tua, keamanan dan kekacauan yang sering kali timbul. Sedangkan dari pihak orang tua yang menyebabkan stress pada anak biasanya, kurang perhatian orang tua, sering mendapat marah sampai siksaan secara jasmani, anak disuruh mengerjakan sesuatu diluar kemampuannya, dan lain sebagainya.
4)      Perkembangan bahasa
Bahasa sudah berkembang sejak anak berusia 4-5 bulan. Orang tua yang bijak selalu membimbing anaknya belajar berbicara mulai dari yang sederhana sampai anak bisa berkomunikasi dengan bahasa.
Fungsi dan tujuan, antara lain :
-          Sebagai pemuas kebutuhan
-          Sebagai alat untuk menarik orang lain
-          Sebagi alat untuk membina hubungan sosial
-          Sebagai alat untuk mengevaluasi diri sendiri
-          Untuk dapat mempengaruhi pikiran dan perasaan orang lain
-          Untuk mempengaruhi perilaku orang lain
Potensi anak berbicara didukung oleh beberapa hal :
-          Kematangan alat berbicara
-          Kesiapan mental
-          Adanya  model yang baik untuk dicontoh oleh anak
-          Kesempatan berlatih
-          Motivasi untuk belajar dan berlatih
-          Bimbingan orang tua
Gangguan perkembangan berbicara bagi anak :
-          Anak cengeng
-          Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain.

5). Perkembangan moral, sosial dan sikap
a)      Kepada orang tua sangat dianjurkan memberikan bimbingan serta mengajarkan anak untuk bergaul dalam masyarakat dengan tepat. Orang tua juga dituntut untuk menjadi teladan yang baik bagi anak, dan memberikan hadiah jika anak berperilaku baik.
b)      Terdapat bermacam hadiah yang sering kali diberikan kepada anak yaitu, berupa materiil dan non materiil. Hadiah tersebut diberikan dengan maksud agar dikemudian hari anak berperilaku lebih positif dan diterima dalam masyarakat luar.
c)      Fungsi hadiah bagi anak, antara lain:
-          Memiliki nilai pendidikan
-          Memberikan motivasi kepada anak
-          Memperkuat perilaku
-          Memberikan dorongan agar anak berbuat lebih baik lagi.
d)      Fungsi hukuman yang diberikan kepada anak:
-          Fungsi restruktif
-          Fungsi pendidikan
-          Sebagai penguat motivasi
e)      Syarat pemberian hukuman :
-          Segera diberikan
-          Konsisten
-          Konstruktif
-          Impresional artinya, tidak ditunjukan kepada pribadi anak melainkan kepada perbuatannya
-          Harus disertai alasan
-          Sebagai alat control diri
-          Diberikan pada tempat dan waktu yang tepat.
5)      Perkembangan psikologi
Menurut teori kolhberg, dalam menganalisis perkembangan anak usia SD (6-12 tahun) membaginya menjadi 2 tahapan :
·         Tahapan pertama : usia 6-10 tahun
Dalam usia ini, anak sudah bisa menilai hukuman atau akibat yang diterimanya berdasarkan tingkat hukuman dari kesalahan yang dilakukannya. Sehingga ia sudah bisa mengetahui bahwa perilaku baik akan mampu membuatnya jauh tak mendapatkan hukuman.
·         Tahapan kedua : usia 10-12 tahun
Menurut kolhberg, pada usia ini anak sudah bisa berpikir bijaksana. Hal ini ditandai dengan ia berprilaku sesuai norma untuk disukai orang dewasa bukan karena takut dihukum. Sehinnga berbuat kebaikan pada anak usia ini lebih dinilai dari tujuannya. Pola asuh para pendidik juga berpengaruh kepada anak untuk menjadi anak yang tahu akan aturan.
  1. Pengaruh pola asuh terhadap perilaku anak
Pola asuh orang tua adalah pola prilaku yang dirasakan anak baik positif ataupun negative yang diterapkan pada anak yang bersifat relative konsisten dari waktu ke waktu.
Menurut Baumrind (1967), terdapat 4 macam pola asuh orang tua :
a.       Pola asuh demokratis, adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Orang tua yang tipe ini bersikap realistis terhadap kemampuan anak dan memberi kebebasan memilih tindakan pada anak, dan tidak berharap yang berlebihan melampaui kemampuan anak.
b.       Pola asuh otoriter, menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan yang baik dengan teman, mampu menghadapi stress, mempunyai minat terhadap hal-hal baru dan koperatif terhadap orang-orang.
Namun, sebaliknya pola asuh ini cenderung menetapkan standar yang harus dituruti dan biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman.
Pengaruhnya terhadap perilaku anak:
Akan menghasilkan anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.
c.       Pola asuh permisif, memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan. Orang tua tipe ini tidak menegur saat anak salah, namun bersifat hangat sehingga sangat disukai oleh anak. Pola asuh ini akan menghasilkan karakteristik anak yang implusive, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.
d.       Pola asuh tipe pelantar, orang tua tipe ini umumnya sangat minim memberikan waktu dan biaya untuk anaknya. Waktu mereka sering digunakan untuk hal pribadi mereka seperti, bekerja dan kadang mereka memberikan uang yang sangat minim untuk anaknya. Tipe ini merupakan penelantar secara fisik dan psikis contohnya ibu yang depresi.
Pengaruhnya bagi perilaku anak adalah menghasilkan karakteristik anak-anak yang moody, impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, harga diri (self esteem) yang rendah, sering bolos dan bermasalah dengan teman lain.
Perlu kita perhatikan, hendaknya kita mengetahui pola asuh mana yang kita terapkan, kemudian sesegera mungkin kita merubahnya. Dan harga diri yang rendah terutama disebabkan oleh pola asuh orang tua yang penelantar.
H. Karakteristik Dan Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
1.     Pengertian Karakteristik siswa
     Karakteristik berasal dari kata karakter, dalam kamus poerwadarminta dikatakan bahwa karakter adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Sedangkan menurut IR pedjawijatna mengemukakan karakter atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa karakteristik siswa adalah merupakan seluruh kondisi/keadaan watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalam kehidupannya setiap saat dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia tidak akan lepas dari kodrat, sifat, serta bentuknya yang berbeda-beda antara seorang dengan lainnya, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda. Adapun bentuk dan karakter siswa usia sekolah dasar (SD).
 2.    Karakteristik Perkembangan anak usia Sekolah Dasar (SD)
a.     Senang bermain
     Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih-lebih untuk kelas rendah. Guru SD seyognya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan didalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai.
b.     Senang bergerak
     Guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak (movebel). Menyuruh anak untuk duduk rapi jangka waktu lama, dirasakan anak sebagai siksaan. Oleh karena itu guru profesional harus memberikan layanan yang baik agar anak dapat bergerak secara leluasa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
c.     Anak senang bekerja dalam kelompok
     Dari pergaulannya dengan kelompok sebaya, anak usia sekolah dasar belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak bergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerima tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat. Karakterisitik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok.
d.     Senang merasakan atau melakukan, memperagakan sesuatu secara langsung
     Seperti yang dikatakan oleh jean piaget dengan teori perkembangan kognitifnya, dijelaskan bahwa anak usia sekolah dasar (SD) memasuki tahap operasional konkret. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang berkualitas dan memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan .

3.     Ciri-Ciri Perkembangan anak usia sekolah dasar (6-12 tahun)
1)     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 7 Tahun
a.     Fisik
•      Pandangan terbatas
•      Bekerja dengan kepala diatas meja
•      Mengenggam pensil (diujung)
•      Dapat menulis dengan rapi
•      Kadang-kadang tegang
•      Suka ruang yang telah ditentukan
•      Sering merasa terluka, bisa nyata atau pura-pura.
b.     Sosial
•      Suka menyendiri, tertutup
•      Membutuhkan penguatan terus menerus (aman & teratur)
•      Kadang murung, sedih, merajuk, malu.
•      Merasa tidak banyak orang yang menyukainya (berubah)
•      Percaya pada guru untuk membantunya
•      Sensitif pada perasaan orang lain. Kadang suka mengadu
•      Tidak suka melakukan kesalahan
•      Kuat perasaan suka dan tidak suka
•      Menjaga kerapian meja dan lingkungan
c.     Bahasa
•      Pendengar yang baik
•      Pembicara yang tepat
•      Suka dialog / percakapan berpasangan
•      Perkembangan kosa kata cepat
•      Tertarik cari arti / maksud kata
•      Suka sampaikan catatan kecil
•      Berminat dengan bermacam-macam simbol
d.     Kognisi
•      Suka mengulang pelajaran
•      Butuh akhir kegiatan yang jelas (lengkapi dengan tugas)
•      Suka bekerja secara bertahap (sedikit demi sedikit)
•      Suka bekerja sendiri
•      Suka dibacakan
•      Suka menghapus (ingin sempurna)
•      Ingin menemukan bagaimana suatu benda bekerja



2)     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 8 Tahun
a.     Fisik
•      Bergerak cepat, bekerja dengan tergesa-gesa
•      Penuh dengan energi
•      Perlu pelepasan energi secara fisik
•      Kadang sedikit aneh
•      Rentang kosentrasi terbatas
•      Memiliki pandangan dekat dan jauh sama kuat
b.     Sosial
•      Bersifat sangat baik, penuh dengan humor
•      Suka bekerjasama
•      Sering “ menggigit lebih dari dikunyah” salah dalam memperkirakan kemampuan mereka
•      Resisten (bertahan) membuat alasan dengan cepat ketika membuat kesalahan
•      Lebih suka kegiatan yang sama dengan teman sejenis
•      Bermasalah dengan aturan dan batasan-batasan
•      Kelompok pertemanan lebih banyak dari usia 7 tahun
c.     Bahasa
•      Bicara aktif
•      Mendengarkan tapi penuh dengan gagasan sehingga tidak dapat selalu ingat apa yang telah dikatakanya.
•      Melebih-lebihkan dalam bicara
•      Suka dalam menjelaskan gagasan
•      Perluasan kosa kata yang sangat cepat
d.     Kognisi
•      Suka kegiatan kelompok
•      Suka menghasilkan sesuatu
•      Sering bekerja dengan keras / kuat
•      Mulai mahir dalam keterampilan dasar
•      Mulai merasakan kemampuan keterampilannya.
3)     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 9 Tahun
a.     Fisik
•      Meningkat dalam koordinasi geraknya
•      Tertantang melakukan kegiatan fisik sekuatnya (memaksa)
•      Sering terluka
•      Banyak mengeluh pada tubuhnya
•      Menunjukan kegelisahan dengan menggigit kuku, gigit bibir, memilin- milin rambut.
b.     Sosial
•      Sangat tinggi dalam kompetitif
•      Self aware
•      Tidak sabar
•      Sering merasa khawatir, cemas
•      Membuka jarak dengan orang lain
•      Sering mengeluh; masalah persamaan
•      Melihat orang dewasa secara tidak konsisten & sebagai kontrol
•      Kritis
•      Sering marah dan berubah-ubah emosinya
•      Individualistik
c.     Bahasa
•      Menggunakan kata-kata bersifat deskripsi
•      Senang bermain dalam kata dan bahasa serta informasi
•      Bahasa seperti bayi kadang muncul kembali
•      Menggunakan kata-kata yang melebih-lebihkan
•      Saat banyak menggunakan kata-kata negatif seperti: aku benci itu, aku tidak bisa.
•      Senang bercanda yang sifatnya jorok
•      Mencampuradukan bahasa ketika bicara
d.     Kognisi
•      Senang menghasilkan sesuatu dan mengoreksi diri sendiri
•      Mulai mengenal dunia yang lebih luas
•      Sedikit berimajinasi
•      Rasa ingin tahu secara intelektual
•      Mampu beradaptasi dengan beberapa kondisi yang dia hadapi
•      Bermasalah dengan kondisi abstrak, angka-angka yg banyak, masa waktu dan ruang
4)         Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 10 Tahun
a.     Fisik
•      Perkembangan otot besar
•      Sangat membutuhkan waktu diluar ruangan dan tantangan fisik
•      Tulisan tangan cenderung tidak rapi
•      Makanan ringan dan waktu istirahat membantu pertumbuhan tubuhnya
b.     Bahasa
•      Pendengar yang baik
•      Banyak membaca
•      Ekspresif, suka menjelaskan, aktif bicara
•      Bekerjasama dan bersaing
•      Bersahabat, bergembira
c.     Kognisi
•      Daya ingat cukup produktif
•      Kemampuan pada hal yang abstrak mulai meningkat
•      Menyukai aturan dan hal-hal yang masuk akal
•      Mengklasifikasi dan mengumpulkan hal-hal yang disukai
•      Bangga dengan hasil akademiknya

5)     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 11 Tahun
a.     Fisik
•      Meningkatnya nafsu makan, kegitan dan bicara
•      Munculnya pubertas pada sebagian anak perempuan
•      Gerakan yang stabil, kurang waktu istirahat
•      Sering kena flu dan kadang infeksi telinga
•      Butuh istirahat yang cukup
b.     Sosial
•      Peka, emosinya tidak stabil
•      Bersebrangan pendapat
•      Emosional
•      Mudah masuk/keluar dari kelompoknya
c.     Bahasa
•      Senang berbicara ditelepon
•      Selalu menuruti kata hati, bicara sebelum dipikirkan
•      Bicara kasar
•      Suka beragumen, pendebat ulung
d.     Kognisi
•      Suka tugas baru dan berpengalaman untuk mereflesikkan atau memperbaiki tugas berikutnya.
•      Dapat berfikir abstrak
6)     Ciri-Ciri Perkembangan Anak Usia 12 Tahun
a.     Fisik
•      Energi tinggi
•      Butuh banyak istirahat
•      Makan itu sangat dipentingkan
•      Pendidikan jasmani sangat dibutuhkan
b.     Sosial
•      Mulai tampak kepribadian orang dewasa
•      Dapat memberikan alasan yang lebih masuk akal
•      Teman sebaya lebih penting dari pada guru
•      Muncul rasa aman terhadap dirinya
•      Peduli terhadap dirinya dan sangat pengertian
c.     Bahasa
•      Muncul kekasaran
•      Memiliki makna ganda, bermain kata-kata, bercanda sesuai kemampuan
•      Asyik ngobrol dengan orang dewasa atau teman sebayanya bahasa “gaul”
d.     Kognisi
•      Kemampuan memahami hal yang abstrak meningkat
•      Muncul kemampuan pada keterampilan area tertentu
•      Sangat tertarik pada hal-hal baru, politik, keadilan sosial.
I.  Masalah Perkembangan Psikologi Anak Usia Sekolah Dasar (SD)
Masalah adalah ketidaksamaan antara harapan dengan kenyataan, ada yang melihat nya sebagai tidak   terpenuhinya harapan sesuatu kebutuhan seseorang, ada pula yang mengartikanya sebagai sesuatu yang tidak mengenakkan. Masalah yang dialami siswa sekolah dasar dapat bermacam-macam sesuai dengan corak dan ragamnya. Keragaman tersebut dapat dilihat dari intensitas dan kuantitasnya,secara intensitasnya, masalah siswa sekolah dasar dapat bergerak dari masalah yang bersifat temporer, sedangkan kuantitasnya masalah siswa dapat diklasifikasikan menjadi enam yaitu : masalah perkembangan jasmani dan kesehatan, masalah keluarga, masalah-masalah psikologis, masalah-masalah sosial, kesulitan belajar, dan masalah motivasi pendidikan ypada umumnya. Perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar memang merupakan sebuah hal yang sangat disorot. Pada masa ini, anak akan mendapatkan beragam masalah karena ia baru saja mengenal dunia baru yaitu dunia sekolah. Anak akan berintreraksi dengan lebih banyak orang yang bisa memajukan atau bahkan memberikan pengaruh negative terhadap perkembangan psikologinya.
Ada beberapa masalah perkembangan psikologi anak usia sekolah dasar:
1. Hiperaktif
Hiperaktif merupakan sebuah gangguan psikologi yang terjadi pada anak dan cukup sering terjadi. Anak akan cenderung bergerak aktif dan bahkan menjadi super aktif dalam lingkunganya. Anak ini umumnya dapat membahayakan teman-temanya akibat prilaku yang terjadi secara spontan dan fikir panjang.
2. Sulit berkonsentrasi
Anak dengan  konsentrasi yang buruk bisa membuatnya kesulitan apabila harus belajar dalam waktu yang lama dan mengerti mengenai beberapa materi pembelajaran, mereka cenderung mudah terpengaruh terhadap hal yang ada disekitarnya, sehingga tidak mampu berkonsentrasi secara maksimal.
3. Pemurung dan Penyendiri
Anak pemurung dan penyendiri biasanya sangat sulit bergaul dan cenderung merasa malu dengan keadaan mereka sendiri. Anak-anak seperti ini juga tidak boleh dibiarkan berlarut karena jiwa sosial mereka tidak bisa berkembang jika selalu dibiarkan.
4. Masalah Bicara
Pada masalah ini anak-anak mempunyai masalah mengenai artikulasi dimana pembicaraan yang mereka lakukan kurang jelas dan sulit diterima oleh lawan bicara. Salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan untuk memecahkan masalah ini dengan terapi bicara. Seorang anak akan diajarkan bagaimana cara berbicara dengan konsep yang pelan, lambat, namun jelas.
Menurut Wentzal dan Asher (para pakar perkemkembangan) mereka menyatakan 3 tipe anak yang tidak popular yaitu:
1.       Anak yang diabaikan (Neglected children)
2.       Anak yang ditolak (rejected children)
3.       Anak yang kontrovesi (controversial children)
Ciri-ciri anak pada masa kelas rendah
  1. Ada hubungan yang kuat antara keadaan jasmani dan prestasi sekolah
  2. Suka memuji diri sendiri
  3. Jika tidak dapat menyelesaikan suatu tugas, tugas itu dianggap tidak penting
  4. Suka membandingkan dirinya dengan orang lain, jika hal itu menguntungkan untuk dirinya.
  5. Suka merugikan orang lain
  • Ciri-ciri anak pada masa kelas tinggi
  1. Perhatiannya tertuju pada kehidupan sehari-hari
  2. Rasa ingin tahu, ingin belajar, dan realistis
  3. Timbul minat pada pelajaran-pelajaran khusus
  4. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya disekolah.
  5. Anak-anak suka membentuk kelompok sebaya, mereka membuat peraturan sendiri dengan kelompoknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar