Selasa, 15 Desember 2015

TAWAZUN

Secara bahasa ikhlas berasal dari kata khalsha berarti bersih. Sedangkan niat berarti al-qushdu, artinya maksud atau tujuan.
Ikhlasunniyah berarrti membersihkan makasud dan motivasi kepada Allah dari maksud dan niat lain. Hanya mengkhususkan Allah SWT sebagai tujuan dalam berbuat. Allah telah memerintahkan kita untuk ikhlas dalam beramal dan beribadah kepadanya seperti yang tercantum dalam QS.98:5;7:29;18;110.
Pentingnya ikhlasunniyah
1.      Merupakan ruhnya amal karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa ikhlas amal; sebagus apapun tidak ada artinya. 
2.      Salah satu syarat diterimanya amal.”Allah azza wajalla tidak menerima amal kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhlas dalam mencari keridhoannya semata”(HR.Abu Daud dan Nasai) 
3.      Syarat diterimanya amal atau perbuatan: 
§  Bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya 
§  Ikhlas dalam berniat 
§  Sesuai dengan syariat Islam(al-Qur’an dan Sunnah) 
1.      Penentu nilai/kualitas suatu amal (QS.4:125),”Sesungguhnya segala amal perbuatan tergantung pada niat, dan bahwasanya bagi tiap-tiap orang apa yang ia niatkan. Maka barangsiapa hijrah menuju ridho Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya.
Barangsiapa berhijrah kepada dunia (harta Atau Kemegahan dunia) atau karena seorang wanita yang akan dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.” (HR.Bukhari- muslim)

 Mendatangkan berkah dan pahala dari Allah (QS.2:262; 4:145-146).
Cara-cara untuk menumbuhkan niat yang ikhlas
1.      Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal 
2.      Menambah pengetahuan tentang Allah swt dan hari kiamat. Dengan mengetahui ilmu tentang-Nya, maka seseoang mengenal Allah swt dengan sebenar-benarnya tentulah tidak akan berani berbuat syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di dalam niatnya). Ia juga akan mempertimbangkan amal-amalnya dan balasannya nanti di akhirat. 
3.      Memperbanyak membaca/berinteraksi dengan al-Qur’an, karena al-Quran adalah penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS.10:57) termasuk penyakit riya, ujub, dan sum’ah. 
4.      Memperbanyak amal-amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah semata tanpa diketahui orang lain. 
5.      Menghindari / mengurangi saling memuji, karena dengan pujian terkadang orang jadi lalai hatinya dan menjadi sombong. 
6.      Berdoa, dengan tujuan agar selalu diberi keikhlasan dan dijauhi dari syirik. Doa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw : “Allahumma innii a’udzubika annusyrikabika syaian a’lamuhu wa astaghfiruka lima laa a’lamuhu.” (Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari syirik kepada-Mu
7.      dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa yang tidak aku ketahui.)




A.         Pengertian Tawazun
Tawazun menurut bahasa berarti keseimbangan atau seimbang sedangkan menurut istilah tawazun merupakan suatu sikap seseorang untuk memilih titik yang seimbang atau adil dalam menghadapi suatu persoalan.


B.                 Konsep Tawazun
Tawazun sangat erat hubungannya dengan pengaturan (manage) waktu.

Mengapa aktifitas harus dimanage :
1.                  Agar mencapai tujuan hidup
Tanpa pengaturan hidup yang matang, kemungkinan seseorang untuk mencapai keberhasilan sangat kecil.
2.                  Agar dapat menunaikan hak-hak orang lain
Tidak hanya diri kita sendiri yang memiliki hak untuk mendapatkan sesuatu, tetapi juga orang lain pun memiliki hak atas diri kita.
Misalnya, memanage waktu untuk orang tua yang memang memiliki hak atas diri kita.
3.                  Karena kewajiban (pekerjaan) kita lebih banyak dari waktu yang tersedia
Kita tidak hanya mempunyai hak yang harus didapatkan saja, tetapi juga memiliki srentetan kewajiban. Itu disebabkan karena sebetulnya di dalam hidup kita ini tidak hanya memerankan satu peran saja.


Bagaimana cara memanage waktu :
1.                  Disiplin
Disiplin memang paling sulit untuk dilakukan, namun bila kita sudah berkomitmen, maka ini tidaklah menjadi penghalang kita untuk menuju kearah yang lebih baik.
2.                  Jangan tangguhkan pekerjaan
Menunda pekerjaan hanya akan mempersulit kita untuk mengerjakan pekerjaan lain yang terus menerus datang setiap waktunya.

Bagaimana cara mengelola aktifitas
1.                  Tentukan tujuan hidupmu, baik jangka pendek maupun panjang.
2.                  Tentukan misi apa saja yang harus kita lakukan untuk mencapai tujuan.
3.                  Tentukan kapan saja misi itu harus terlaksana.

C.                Makna dan Hakekat Tawazun
Manusia dan agama lslam kedua-duanya merupakan ciptaan Allah yang sesuai dengan fitrah Allah. Mustahil Allah menciptakan agama lslam untuk manusia yang tidak sesuai Allah (30: 30). Ayat ini menjelaskan pada kita bahwa manusia itu diciptakan sesuai dengan fitrah Allah yaitu memiliki naluri beragama (agama tauhid: Al-Islam) dan Allah menghendaki manusia untuk tetap dalam fitrah itu. Kalau ada manusia yang tidak beragama tauhid,  itu hanyalah karena pengaruh lingkungan (Hadits: Setiap bayi terlahir daIam keadaan fitrah (Islam) orang tuanyalah yang menjadikan ia sebagai Yahudi,  Nasrani atau Majusi)
Sesuai dengan fitrah Allah, manusia memiliki 3 potensi, yaitu Al-Jasad (Jasmani), Al-Aql (akal) dan Ar-Ruh (rohani). Islam menghendaki ketiga dimensi tersebut berada dalam keadaan tawazun (seimbang). Perintah untuk menegakkan neraca keseimbangan ini dapat dilihat pada QS. 55: 7-9. 

Ketiga potensi ini membutuhkan makanannya masing-masing. :
1.                  Jasmani (Al-jasad)
“Mukmin yang kuat itu lebih baik atau disukai Allah daripada mukmin yang lemah”. H.R Muslim.
Jasmani merupakan titipan Allah yang harus dijaga oleh kita, menjaga keseimbangan jasmani yaitu dengan cara rajin olah raga, makan makanan yang sehat dan bergizi, tidur teratur, menjaga kebersihan badan dan sebagainya. ketika kita sudah menjaga dan memeliharanya dengan baik maka Allah swt memberikan balasan didunia berupa kesehatan jasmani sehingga kalau badan kita sehat maka aktivitas pun akan berjalan lancar.
2.                  Akal (Al-aql)
Akal adalah anugerah dari Allah SWT yang harus kita syukuri karena dengan akal ini kita bisa berpikir, coba anda bayangkan jikalau kita tidak mempunyai akal? Akal yang Allah berikan ini harus kita jaga agar selalu berpikir positif yaitu dengan bertafakur tentang alam semesta, selalu berhusnudzon kepada Allah dan makhlukNya
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang bersaksi”. Q.S Ali Imran : 190
supaya manusia dapat melaksanakan tugasnya sebagai khalifatullah fil-ardh (wakil Allah di atas bumi) [2:30, 33:72]. Kebutuhan akal adalah ilmu [3:190] untuk pemenuhan sarana kehidupannya.
“Ingatlah ketika Tuhan-mu berfirman kepada para malaikat, ‘ Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seoran gkhalifah di muka bumi’. Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?’ Tuhan berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’. Q.S Al Baqarah : 30
3.                  Rohani ( Ar-Ruh)
Ar-ruh atau hati merupakan pengendali diri kita dan hati juga yang menentuka baik aati bruk nya perbuata kita. hati ini harus kita jaga dengan banyak berzikir kepada Allah,menghadiri majelis ilmu,mendengarkan ceramah yang dapat membangun hati kita dekat dengan Allah sehingga kita terhindar dari perbuatan-perbuatan yang kotor.
Allah menginginkan manusia hidup diatas keseimbangan, berjalan diatas fitrahnya. Manusia diciptakan memiliki nafsu yang cenderung terhadap sesuatu.
Dalam hidupnya, manusia memiliki keinginan, kecenderungan untuk mengarahkan hidupnya sesuai kecenderungannya. Tetapi dengan pengetahuannya, Allah menginginkan manusia hidup diatas keseimbangan, berjalan diatas fitrahnya.
Dengan keseimbangan manusia dapat meraih kebahagiaan hakiki yang merupakan nikmat Allah, karena pelaksanaan syariah sesuai dengan fitrahnya.

Contoh-contoh manusia yang tidak tawazun
·                     Manusia Atheis: tidak mengakui Allah, hanya bersandar pada akal (rasio sebagai dasar).
·                     Manusia Materialis: mementingkan masalah jasmani / materi saja.
·                     Manusia Pantheis (Kebatinan): bersandar pada hati/ batinnya

Faktor-faktor yang menjadikan seseorang tidak tawazun antara lain:
·      Tidak memahami konsep hidup secara komprehensip.
·      Kurang memahami konsep Agama Islam secara baik.
·      Tidak memahami kehidupan diri secara baik.
·      Tidak berinteraksi dengan kondisi masyarakat.
·      Tidak bisa mendisiplinkan diri.
·      Kesibukan yang tidak bisa diatur.
·      Terjerumus dalam satu sisi kehidupan saja ( harta, tahta, wanita, ilmu, ruhani, sosial, individual dsb).
·      Terjerumus dalam rutinitas yang tidak tawazun.
·      Mengalamai musibah atau ujian yang berat, yang menghilangkan sikap tawazun.
·      Kurang dzikrul maut.

Bagaimana agar kehidupan kita tawazun?
·        Berusaha untuk mengetahui, memahami dan merenungkan konsep hidup.
·        Berusaha untuk memahami kehidupan diri dan keluarga secara baik.
·        Memperbanyak berinteraksi dengan masyarakat.
·        Berusaha untuk mendisiplinkan diri
·        Berusaha untuk memenej waktu
·        Menghindarkan diri dari terjerumus dalam satu sisi kehidupan saja ( harta, tahta, wanita, ilmu, ruhani, sosial, individual dsb).
·        Berusaha untuk tidak terjerumus dalam rutinitas yang tidak tawazun.
·        Saat mengalami musibah atau ujian yang berat, menyadari akan adanya hikmah dalam setiap ujian.
·        Memperbanyak dzikrul maut.

Kontrol diri saat tidak tawazun
Ingatlah, bahwa efek tidak tawazun sudah bisa diketahui sejak awal. Jadilah orang yang bijak. Orang bodoh, mengetahui musibah setelah terjerumus dalam musibah. Orang awam, mengetahui musibah saat terjerumus dalam musibah. Orang yang bijak, mengetahui musibah sebelum datangnya. Pandai-pandailah membaca isyarat alam dalam diri, keluarga, masyarakat dan dakwah.

Teladan Tawazun
1. Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW. adalah sosok yang ideal dijadikan model atas pelaksanaan konsep tawazun. Beliau adalah orang yang memiliki keimanan yang kuat, pemimpin dan ahli ibadah yang zuhud, ahli strategi perang yang sangat berani, panglima yang gigih, teguh dan agung.
Di lingkungan keluarga, beliau adalah sebaik-baik pemimpin keluarga sekaligus guru, baik terhadap istri, anak-anak maupun seluruh kerabat.
2.Abu Bakar Assiddiq
Sosok sahabat yang baik di kalangan masyarakat, keluaarga dan handai tolan. Saat Rasulullah saw diboikot, sebenarnya beliau bukan termasuk yang diboikot. Beliau mengikuti Rasulullah saw.
3. Abdullah Ibnu Mubarok
Seorang ulama tabi’ittabi’in, bisnisman yang sukses, mujahid yang gagah perkasa.

D. Tips membangun Tawazun
1.  Tetapkan niat
“Innama A’Malu bil Niyat…”(HR. Bukhori & Muslim). sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya…jadi kita harus memiliki niat yang benar untuk apapun yang akan kita lakukan termasuk bersikap TAWAZUN, diniatkan Lillahi Ta’ala…semata-mata hanya untuk Alloh SWT.
2.Plotkan agenda, sesuai kemampuan
Rencanakan/agendakan semua kegiatan yang akan dilakukan atau kegiatan2 yang bermanfaatkan setiap harinya yang sesuai kemampuan kita. Artinya, buatlah rencana kegiatan yang menurut kita dapat kita capai.
3.Concern/laksanakan apa yang sudah diagendakan
Dengan merencanakan kegiatan sesuai kemampuan kita selanjutnya kita laksanakan apa yang telah kita rencanakan. Jangan menunda-nundanya. Sebaiknya dahulukan kegiatan yang paling urgen/penting atau yang lebih mudah untuk kita laksanakan.
4. Berkesinambungan
“Amal (Kebaikan) yang disukai Alloh ialah yang langgeng meskipun sedikt” (HR. Bukhori)
Jelas sekali kawandd…amal yang sedikit yang penting berkesinambungan daripada amal yang banyak namun tidak berkesinambungan…
5. Instropeksi
“Sesungguhnya Alloh merentangkan tangan-Nya pada malam hari memberi kesempatan  tobat bagi para pelaku kesalahan pada siang hari dan merentangkan tangan-Nya pada siang hari memberi kesempatan tobat bagi pelaku kesalahan pada malam hari, sampai kelak matahari terbit dari barat(kiamat). “(HR. Bukhori)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar