Senin, 19 Juni 2017


PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA

Encep Andriana

Abstract


The increase differences of scientific inquiry skills of students through project based learning model pesawat concept. The ability of the scientific inquiry is an important element in the learning of science that must be mastered by the student .Scientific inquiry ability can be developed through learning activities that emphasize the process and challenging real experience . Project-based learning model is a model of learning that exposes students to real experience , problem solving , as well as students construct knowledge . This study aims to determine the increase in the ability of the scientific inquiry on the concept of pesawat sederhana of the impact of the implementation of project-based learning . This research method using a quasi-experimental design with randomized control group pretest - posttest design , which was held on 14,15 and June 16, 2012 , in SDN Karyawangi 2 as an experimental class and SDN Sukasari I as a control class . Data Networking capability of scientific inquiry using a multiple-choice test . Based on the results of hypothesis testing , the results showed that there are differences in the increase in the ability of the scientific work ( p = 0.00) between the students who get the project -based learning model ( N - Gain = 0.52 ) , with students getting conventional learning model ( N - Gain = 0.28 ) . Project-based learning model can be used as an alternative learning models that can be used to improve the ability of the scientific work on the concept of pesawat sederhana.
 Keywords : scientific inquiry , improved , pesawat sederhana
MLA
Andriana, Encep. "PERBEDAAN PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK PADA KONSEP PESAWAT SEDERHANA." Jurnal Pendidikan Sekolah Dasar 1.1 (2015): 59-64.

Sabtu, 02 Januari 2016

ERA GLOALISASI DAN DAMPAKNYA

Pengertian era globalisasi dapat dijelaskan dari dua kata yang membangunnya yakni kata “era” dan “globalisasi”. Era berarti zaman atau kurun waktu, sementara globalisasi berarti proses mengglobal atau mendunia. Dengan demikian era globalisasi berarti zaman yang di dalamnya terjadi proses mendunia.
Proses mendunia ini yang terjadi sejak tahun 1980-an itu terjadi di berbagai bidang atau aspek kehidupan manusia, misalnya di bidang politik, sosial, ekonomi, agama, dan terutama sekali globalisasi di bidang teknologi.

Proses mendunia tersebut di atas, secara konkret dapat dijelaskan sebagai berikut. Perkembangan budaya manusia dewasa ini telah mencapai taraf yang luar biasa, yang di dalamnya manusia bergerak menuju ke arah terwujudnya satu masyarakat manusia yang mencakup seluruh dunia; satu masyarakat global. Dengan teknologi transportasi dan komunikasi serba canggih yang berhasil diciptakannya, manusia telah berhasil mengatasi jarak yang dahulu misahkan manusia yang satu dari yang lain, suku bangsa yang satu dari yang lain, bangsa yang satu dari yang lain, budaya dan agama yang satu dari yang lain. Berkembangnya teknologi transportasi dan komunikasi menyebabkan jarak antar kota, antar pulau, antar negara, dan antar benua seolah tidak ada lagi. Di zaman ini, manusia dengan mudahnya berkomunikasi satu sama lain di seluruh penjuru dunia dengan memanfaatkan satelit-satelit yang berada di atas Indian Ocean Region, Pacific Ocean Region, dan Atlantic Ocean Region. Dengan kata lain, berkembangnya teknologi transportasi dan komunikasi, dunia seolah semakin sempit, ruang dan waktu menjadi semakin relatif, dan batas-batas negara seakan begitu mudah untuk diterobos.

Pengertian era globalisasi sebagai kurun waktu yang di dalamnya terjadi proses mendunia secara nyata menyebabkan apa yang ada di Jakarta ada pula di New York; apa yang dibisikkan di Jakarta terdengar pula di New York dan sebaliknya. Contoh konkretnya: “Jeans” ada baik di New York maupun Jakarta. Fenomena ini sebenarnya hendak berkata bahwa teknologi transportasi dan teknologi komunikasi yang semakin canggih mampu menghubungkan umat manusia di seluruh belahan dunia, sehingga terciptalah satu kehidupan bersama; satu masyarakat, yang meliputi seluruh umat manusia dengan sejarah kehidupan bersama, sejarah umat manusia.

Dampak Era Globalisasi

Era globalisasi dapat membawa dampak baik positif maupun negatif. Dampak Positif yang terjadi diantaranya:
  • Hanya dengan satu medium saja berjuta-juta manusia dapat menyaksikan pertandingan yang bergengsi lewat layar televisi.
  • Era globalisasi telah membawa dampak terciptanya satu masyarakat yang meliputi seluruh umat manusia.
  • Era globalisasi dapat memungkinkan terjadinya perubahan besar pada pola hidup manusia, misalnya pada cara kerja manusia: manusia akan semakin aktif dalam memanfaatkan, menanam, dan memperdalam kapasitas individunya manusia semakin ingin menampilkan nilai-nilai manusiawi dan jati diri budayanya.
Dampak negatif dari era globalisasi diantaranya adalah sebagai berikut:
  • Merembesnya budaya dari negara maju (sebagai pemasok informasi) ke negara berkembang. Perembesan budaya tersebut tidak mustahil dapat berdampak pada ketergantungan budaya negara berkembang terhadap negara maju.
  • Globalisasi informasi itu sendiri dapat menyebabkan pemerkosaan dan imperialisme budaya negara maju atas negara berkembang (dalam hal ini negara yang lebih lamban dalam perkembangan modernisasinya).
  • Walaupun globalisasi tidak bisa langsung diidentikkan dengan westernisasi namun globalisasi sesungguhnya mungkin dapat menyebabkan terjadinya masyarakat yang individualistis dan tidak religius.

Demikian secara singkat uraian tentang pengertian era globalisasi dan dampaknya. Untuk memperdalam pemahaman tentang hal ini baca juga pengertian globalisasi menurut para ahli

INDONESIA

Republik Indonesia, disingkat RI atau Indonesia, adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada di antara benua Asia dan Australia serta antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 13.466 pulau,[5] nama alternatif yang biasa dipakai adalah Nusantara.[6] Dengan populasi lebih dari 237 juta jiwa pada tahun 2010,[7] Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dan negara yang berpendudukMuslim terbesar di dunia, dengan lebih dari 207 juta jiwa.[8] Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik, dengan Dewan Perwakilan RakyatDewan Perwakilan Daerah dan Presiden yang dipilih secara langsung.
Ibu kota negara ialah Jakarta. Indonesia berbatasan darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan, dengan Papua Nugini di Pulau Papua dan dengan Timor Leste di Pulau Timor. Negara tetangga lainnya adalah SingapuraFilipinaAustralia, dan wilayah persatuan Kepulauan Andaman dan Nikobar di India.
Sejarah Indonesia banyak dipengaruhi oleh bangsa lainnya. Kepulauan Indonesia menjadi wilayah perdagangan penting setidaknya sejak abad ke-7, yaitu ketika Kerajaan Sriwijaya di Palembang menjalin hubungan agama dan perdagangan dengan Tiongkok dan India. Kerajaan-kerajaan Hindu dan Buddha telah tumbuh pada awal abad Masehi, diikuti para pedagang yang membawa agama Islam, serta berbagai kekuatan Eropa yang saling bertempur untuk memonopoli perdagangan rempah-rempahMaluku semasa era penjelajahan samudra. Setelah berada di bawah penjajahan Belanda, Indonesia yang saat itu bernama Hindia Belanda menyatakan kemerdekaannya di akhir Perang Dunia II. Selanjutnya Indonesia mendapat berbagai hambatan, ancaman dan tantangan dari bencana alam, korupsi, separatisme, proses demokratisasi dan periode perubahan ekonomi yang pesat.
Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Berdasarkan rumpun bangsa (ras), Indonesia terdiri atas bangsa asli pribumi yakni Mongoloid Selatan/Austronesia dan Melanesia di mana bangsa Austronesia yang terbesar jumlahnya dan lebih banyak mendiami Indonesia bagian barat. Secara lebih spesifik, suku bangsa Jawa adalah suku bangsa terbesar dengan populasi mencapai 41,7% dari seluruh penduduk Indonesia.[9] Semboyan nasional Indonesia,"Bhinneka tunggal ika" ("Berbeda-beda namun tetap satu"), berarti keberagaman yang membentuk negara. Selain memiliki populasi padat dan wilayah yang luas, Indonesia memiliki wilayah alam yang mendukung tingkat keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia.
Indonesia juga anggota dari PBB dan satu-satunya anggota yang pernah keluar dari PBB, yaitu pada tanggal 7 Januari 1965, dan bergabung kembali pada tanggal 28 September 1966 dan Indonesia tetap dinyatakan sebagai anggota yang ke-60, keanggotaan yang sama sejak bergabungnya Indonesia pada tanggal 28 September 1950. Selain PBB, Indonesia juga merupakan anggota dariASEAN, KAA, APECOKIG-20 dan akan menjadi anggota dari OECD
https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia

Manfaat Organisasi Bagi Remaja


Manfaat Organisasi Bagi Remaja


Pada hakekatnya manusia itu memiliki sifat sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Dalam kaitannya sebagai makhluk sosial maka manusia akan selalu berhubungan antar sesamanya, hal tersebut dilakukan karena tiap-tiap manusia memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kelemahan orang yang satu dapat ditutupi oleh kelebihan temannya yang lain sehingga akan terbentuklah suatu kerjasama.
Jika dalam bekerjasama tersebut terdapat struktur yang jelas dimana tiap-tiap orang memerankan fungsinya masing-masing untuk memperoleh tujuan yang sama dan mereka rutin melakukannya maka terbentuklah apa yang disebut dengan“organisasi ”, itulah yang membedakan organisasi dengan kelompok. Ada beberapa syarat yang harus dimiliki agar suatu kelompok dapat dikatakan sebagai organisasi, seperti adanya anggota, adanya sistem kerja yang terspesialisasi, adanya struktur keanggotaan yang jelas, dan permanen.
Tanggung Jawab
Organisasi sepatutnya memang penting untuk ditumbuh-kembangkan selagi masih muda, belajar berorganisasi akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam diri seseorang. Kenapa dalam berorganisasi seseorang dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab? Tidak lain adalah karena dalam organisasi terdapat struktur yang jelas dimana tiap oang memiliki fungsi dan tugas masing-masing sesuai kedudukannya dalam organisasi. Misalkan di Pers Mahasiswa anggota bertanggung jawab menyelesaikan tugas pada editor, editor bertanggung jawab pada pimpinan, dan pimpinan akan bertanggung jawab terhadap masyarakat luas. Sehingga dalam berorganisasi orang akan mengenal apa yang disebut etos kerja dan kedisiplinan.
Dengan belajar tentang kedisiplinan maka secara tidak langsung dapat membentuk apa yang kita sebut dengan softskill. Softskill yang dimaksud tidak hanya bagaimana dapat menyampaikan ide-ide secara verbal di depan orang banyak. Tapi juga bagaimana dapat melakukan negoisasi yang baik, bagaimana menjadi motivator yang baik bagi orang lain dan bagaimana meyakinkan orang lain agar mendukung pendapat/ide kita, semuanya termasuk dalam softskill ini. Dengan memiliki softskill yang baik, sesungguhnya orang tersebut akan memiliki kekuatan yang sangat besar untuk melakukan sesuatu atau merubah sesuatu. Latihan softskill ini jarang sekali didapatkan dari pendidikan formal. Kalaupun ada, sifatnya sangat terbatas dan hanya teori. Tapi dengan beraktivitas di organisasi, softskill ini langsung dilatih dalam bentuk praktek. Selain itu, orang yang pintar tanpa didukung oleh kemampuan softskill yang memadai, terkadang tidak dapat tampil ke permukaan dan ide-idenya cenderung tenggelam tanpa dapat didengar oleh orang lain. Orang-orang seperti ini juga cenderung untuk selalu menjadi bawahan. Tapi bila didukung oleh kemampuan softskill yang baik, orang tersebut dapat menyampaikan ide-ide dengan baik ke orang lain sehingga tentu saja ide-idenya menjadi dikenal oleh orang banyak. Sehingga kemampuan seperti ini juga sangat dibutuhkan oleh seseorang yang ingin menjadi pemimpin.
Ajang Sosialisasi
Organisasi adalah kumpulan orang-orang yang memiliki tujuan yang sama, maka dari itu dalam berorganisasi maka seseorang tidak akan bisa lepas kaitannya dangan anggota organisasi yang lain, hal tersebut dikarenakan adanya interaksi dan kerjasama antar anggota satu dengan yang lain. Dalam ilmu sosiologi organisasi dapat dikelompokkan sebagai bentuk suatu komunitas. Biasanya remaja akan menemukan jati diri dan kepribadian dari dari lingkungan dan pergaulan terutama dari komunitas dimana dia terbentuk.
Pembentukan EQ (Emotional Intelligence Quotient)
Lingkungan dalam komunitas yang dapat membentuk kepribadian dapat juga mempengaruhi perkembangan emosi seseorang. Mahasiswa yang rata-rata masih remaja merupakan fase yang rentan terhadap perubahan lingkungan terutama terhadap perkembangan emosi. Komunitas yang baik akan membentuk perkembangan emosi yang baik pula. Contohnya apabila seseorang bergabung dengan organisasi kewiraan maka orang tersebut akan cenderung keras dan tidak sabaran, sebaliknya apabila bergabung dengan organisasi yang manyun dan cenderung feminim. Dengan kemampuan EQ yang baik itu tentu akan bermanfaat saat berhadapan dengan orang lain. Orang yang memiliki EQ yang baik akan dapat menghadapi orang dengan berbagai tipe, hal tersebut dikarenakan dengan berorganisasi seseorang akan belajar untuk mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain.
Seni Membagi Waktu
Jika kita perhatikan banyak mahasiswa yang enggan bergabung dengan suatu organanisasi, kebanyakan dari mereka beralasan dengan ikut berorganisasi dapat mengganggu kuliah mereka. Hal tersebut karena mahasiswa harus membagi waktu mereka antara waktu kuliah dengan waktu untuk berorganisasi. Hal itu tidak sepenuhnya benar, malah dengan berorganisasi seseorang akan belajar untuk menghargai waktu dan mengatur jadwal kegiatannya.
Ada pepatah yang mengatakan bahwa orang yang sukses adalah orang yang menghargai waktu, dan ada istilah time is money. Hal tersebut menggambarkan betapa pentingnya menghargai waktu yang telah kita dapat dengan memanfaatkannya dengan sebaik- baiknya.

PENGERTIAN LOCAL WISDOM

Pengertian Kearifan Lokal (Local Wisdom)
Dalam pengertian kamus, kearifan lokal (local wisdom) terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia John M. Echols dan Hassan Syadily, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.

Local Genius sebagai Local Wisdom
Dalam disiplin antropologi dikenal istilah local genius. Local genius ini merupakan istilah yang mula pertama dikenalkan oleh Quaritch Wales. Para antropolog membahas secara panjang lebar pengertian local genius ini (lihat Ayatrohaedi, 1986). Antara lain Haryati Soebadio mengatakan bahwa local genius adalah juga cultural identity, identitas/kepribadian budaya bangsa yang menyebabkan bangsa tersebut mampu menyerap dan mengolah kebudayaan asing sesuai watak dan kemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986:18-19). Sementara Moendardjito (dalam Ayatrohaedi, 1986:40-41) mengatakan bahwa unsur budaya daerah potensial sebagai local genius karena telah teruji kemampuannya untuk bertahan sampai sekarang. 

Ciri-cirinya adalah:
  1. Mampu bertahan terhadap budaya luar
  2. Memiliki kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar
  3. Mempunyai kemampuan mengintegrasikan unsur budaya luar ke dalam budaya asli
  4. Mempunyai kemampuan mengendalikan
  5. Mampu memberi arah pada perkembangan budaya.
I Ketut Gobyah dalam “Berpijak pada Kearifan Lokal” dalam http://www. balipos.co.id, didownload 17/9/2003, mengatakan bahwa kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. 

Kearifan lokal merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan budaya masyarakat setempat maupun kondisi geografis dalam arti luas. Kearifan lokal merupakan produk budaya masa lalu yang patut secara terus-menerus dijadikan pegangan hidup. Meskipun bernilai lokal tetapi nilai yang terkandung di dalamnya dianggap sangat universal.

S. Swarsi Geriya dalam “Menggali Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali” dalam Iun, http://www.balipos.co.id mengatakan bahwa secara konseptual, kearifan lokal dan keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan manusia yang bersandar pada filosofi nilai-nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang melembaga secara tradisional. Kearifan lokal adalah nilai yang dianggap baik dan benar sehingga dapat bertahan dalam waktu yang lama dan bahkan melembaga.

Dalam penjelasan tentang ‘urf, Pikiran Rakyat terbitan 6 Maret 2003 menjelaskan bahwa tentang kearifan berarti ada yang memiliki kearifan (al- ‘addah al-ma’rifah), yang dilawankan dengan al-‘addah al-jahiliyyah. Kearifan adat dipahami sebagai segala sesuatu yang didasari pengetahuan dan diakui akal serta dianggap baik oleh ketentuan agama.

Adat kebiasaan pada dasarnya teruji secara alamiah dan niscaya bernilai baik, karena kebiasaan tersebut merupakan tindakan sosial yang berulang-ulang dan mengalami penguatan (reinforcement). Apabila suatu tindakan tidak dianggap baik oleh masyarakat maka ia tidak akan mengalami penguatan secara terus-menerus. Pergerakan secara alamiah terjadi secara sukarela karena dianggap baik atau mengandung kebaikan. Adat yang tidak baik akan hanya terjadi apabila terjadi pemaksaan oleh penguasa. Bila demikian maka ia tidak tumbuh secara alamiah tetapi dipaksakan.

MELATIH DIRI MENJADI PEMIMPIN YANG DISEGAN

Memimpin sebuah perusahaan baik besar maupun kecil bukanlah hal yang mudah. Ada banyak yang harus dipelajari dan dilakukan untuk menjadi pemimpin baik yang mampu membawa perusahaan menjadi sukses. Mencapai dan melebihi target dalam sebuah bisnis memang dinilai menjadi tolak ukur kesuksesan seorang pemimpin. Karena ketika itu terjadi, pemimpin tersebut dinilai mampu memimpin dengan benar dan tepat, sehingga mampu membawa bisnis mencapai sukses. Terlihat rumit dan berat saat difikir untuk dijalani. Tapi menjadi seorang pemimpin yang baik dan besar bukanlah hal yang sulit untuk dipelajari. Kita bisa melatih diri kita untuk menjadi pemimpin yang lebih baik dari sebelumnya. Ini dia caranya:

1. Jangan takut akan kegagalan besar

Untuk menjadi seorang pemimpin besar tidak ada yang berjalan tanpa satu hambatan sekecil apapun itu. Akan ada banyak rintangan dan tantangan yang harus dihadapi dan dilewati dengan kekuatan sebagai seorang pemimpin. Bukan tanpa alasan, karena ketika seorang pemimpin memiliki sikap kuat, tegar dan pantang menyerah terhadap apa yang dihadapinya, ini akan jelas berpengaruh terhadap perkembangan anak buah dan juga perusahaannya. Jangan takut akan suatu kegagalan, sekalipun itu termasuk kegagalan yang menurut kita besar. Saat kita mampu menghadapi dan bangkit, itulah saat dimana kita sudah melewati satu bagian untuk menjadi pemimpin yang lebih baik.

2. Usir keraguan terhadap diri sendiri

Ada kalanya seorang pemimpin merasa dirinya tidak bisa dan tidak berguna untuk anak buah dan perusahaannya. Meragukan diri sendiri akan secara perlahan menumbuhkan keraguan bahwa perusahaan akan mampu untuk tumbuh besar. Jangan ragukan sedikitpun kemampuan diri kita dalam memimpin suatu perusahaan atau seseorang. Saat ada mereka yang memilih kita untuk menjadi seorang pemimpin, maka itu prestasi yang patut kita banggakan. Usir keraguan terhadap diri sendiri dengan memuji apa yang telah kita capai, tapi ingat jangan terlalu berlebihan. Jadikan ini sebagai prestasi untuk diri sendiri, dan untuk menumbuhkan semangat terhadap diri sendiri.

3. Jangan puas dengan solusi standar

Untuk menjadi seorang pemimpin besar, kita dituntut untuk mampu menerima dan memberikan solusi yang terbaik atas apa yang sedang terjadi. Saat dalam diskusipun, jangan puas dengan solusi yang dirasa standar. Jika memang ada anak buah Anda yang memiliki solusi lebih baik, jangan malu untuk mengakuinya, dan jangan paksakan solusi yang standar itu untuk muncul dan mendominasi, karena Anda adalah seorang pemimpin. Menjadi bijaksana terhadap masalah dan solusinya, adalah salah satu kunci menjadi pemimpin yang baik.

4. Fokus pada hasil, bukan gaya

Hasil lebih diutamakan daripada hanya sebuah gaya dalam memimpin suatu perusahaan. Pastikan Anda dikenal oleh banyak orang karena hasil kepemimpinan Anda yang sangat baik, bukan hanya karena gaya kepemimpinan. Disini gaya dalam kepemimpinan memang terkesan mempengaruhi hasil dari apa yang dipimpin. Namun jangan biarkan hasil kepemimpinan Anda lebih buruk atau tidak terlihat hanya karena terlalu banyak gaya yang digunakan dalam memimpin.

5. Menjaga yang sudah terbentuk

Pastikan untuk lebih memantapkan diri menjadi seorang pemimpin yang baik, Anda harus mampu menjaga apa yang sudah terbentuk sebelumnya. Jangan mudah terpengaruh dengan arus yang membawa Anda merubah apa yang sudah ada. Lakukan dan pastikan setiap perubahan Anda lakukan untuk menuju menjadi yang lebih baik, bukan hanya dengan alasan mengikuti perkembangan zaman yang sedang trend. Ini akan menjadi buruk, saat Anda mudah tergoyah dan merusak segalanya.

6. Bagi seorang introvert, belajarlah bertindak sebagai ekstrovert

Entah apa yang Anda miliki, introvert ataupun ekstrovert, namun semua itu merupakan anugerah yang pasti Anda butuhkan untuk menjadi seorang pemimpin yang besar. Kita tahu bahwa introvert bukanlah tipe pemimpin yang dibayangkan oleh orang banyak, tapi dunia membuktikan bahwa banyak pemimpin besar yang berawal dari sebuah introvert. Nah, untuk kita yang merasakan diri sebagai seorang introvert, jangan berkecil hati. Kita bisa menjadi seorang pemimpin besar, salah satu caranya yaitu dengan kemampuan untuk bertindak seperti seorang ekstrovert. Mungkin terlihat seperti berpura – pura dan tidak menjadi diri sendiri. Tapi terkadang pura – pura diperlukan saat kita belajar untuk menjadi seorang pemimpin besar.

7. Tetap murah hati

Dan yang terakhir, yang paling penting. Tetaplah menjadi seorang yang murah hati. Jangan biarkan sebuah jabatan membuat kita lupa siapa diri kita sebelum ini. Pemimpin besar yang berhasil dan dihargai banyak orang adalah mereka yang sukses menguasai diri untuk tetap menjadi murah hati. Latih diri kita untuk tetap menjadi pemimpin yang rendah hati dan tidak terlalu berfikir untuk selalu diatas. Menjadi murah hati juga akan membawa kita untuk terus belajar dan belajar lebih baik dari sebelumnya.

PENGERTIAN DAN TUJUAN SEKOLAH DASAR

Berdasar pada amanat Undang-undang Dasar 1945, maka pengertian pendidikan di sekolah dasar merupakan upaya untuk mencerdaskan dan mencetak kehidupan bangsa yang bertaqwa, cinta dan bangga terhadap bangsa dan negara, terampil, kreatif, berbudi pekerti yang santun serta mampu menyelesaikan permasalahan di lingkungannya. Pendidikan di sekolah dasar merupakan pendidikan anak yang berusia antara 7 sampai dengan 13 tahun sebagai pendidikan di tingkat dasar yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi siswa. Disinilah siswa sekolah dasar ditempa berbagai bidang studi yang kesemuanya harus mampu dikuasai siswa. Tidaklah salah bila di sekolah dasar disebut sebagai pusat pendidikan. bukan hanya di kelas saja proses pembelajaran itu terjadi akan tetapi di luar kelas pun juga termasuk ke dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam (Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional) dijelaskan pengertian pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang tertuang ke dalam tujuan pendidikan nasional dan pendidikan di sekolah dasar yaitu, untuk mewujudkan suasana belajar dan proses kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, dalam berbangsa dan bernegara. Sedangkan Menurut Kamus Bahasa Indonesia, Kata pendidikan berasal dari kata ‘didik’ dan mendapat imbuhan ‘pe’ dan akhiran ‘an’, dari devinisi tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa pendidikan mempunyai arti sebuah cara mendidik siswa atau memotivasi siswa untuk berperilaku baik dan membanggakan. bila dijelaskan secara spesifik, maka devinisi pendidikan adalah suatu proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pembelajaran. atau dapat disimpulkan usaha sadar untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.
Pengertian pendidikan di sekolah dasar mempunyai makna yang sama dengan devinisi yang terurai di atas, namun saja letak audience atau siswanya saja yang membedakannya. Artinya, bahwa pendidikan di sekolah dasar titik tekannya terpusat pada siswa kelas dasar antara kelas 1 sampai dengan kelas 6 yang ketentuan materi dan pokok bahasannya diatur tersendiri dalam GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran). Sehingga pendidikan di sekolah dasar dengan ruang lingkupnya mencakup materi ke SD-an yang diselenggarakan sepanjang hayat sebagai pendidikan lanjutan dengan tujuan yang sama seperti uraian pada Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan.
Tujuan pendidikan nasional adalah mengarahkan berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta memiliki tanggung jawab. Sedangkan tujuan pendidikan sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. dengan demikian siswa dapat memiliki dan menanamkan sikap budi pekerti terhadap sesama.
Dalam amandemen, dijelaskan bahwa Tujuan Pendidikan Nasional yang meliputi tentang tujuan pendidikan di sekolah dasar, dalam Undang-undang Dasar 1945 disebutkan sebagaimana berikut.
(1). Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang”, (2). Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”.
Tujuan pendidikan di sekolah dasar, seperti pada tujuan pendidikan nasional, yang juga telah tertuang dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 adalah seperti pada penjabaran dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 3 menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dari kutipan Undang-undang tersebut di atas sebagaimana landasannya, maka tujuan pendidikan di sekolah dasar sendiri dapat diuraikan meliputi beberapa hal yaitu, (1). Beriman dan bertaqwa terhadap TuhanNya, (2). Mengarahkan dan membimbing siswa ke arah situasi yang berpotensi positif, berjiwa besar, kritis,cerdas dan berakhlak mulia, (3). Memiliki rasa cinta tanah air, bangga dan mampu mengisi hal yang bertujuan membangun diri sendiri bangsa dan negara, (4). Membawa siswa sekolah dasar mampu berprestasi ke jenjang selanjutnya.
Inti pokok pendidikan sekolah dasar, berupaya menanamkan keimanan terhadap Tuhan sesuai dengan agama masing-masing yang dianutnya. Dengan harapan tentunya siswa dapat menanamkan sikap yang berakhlak, sopan dan santun antar sesama umat manusia tanpa membedakan ras, suku, dan agama. Sehingga pada akhirnya siswa dapat menjadi individu yang bertanggung jawab, cakap, berdedikasi tinggi terhadap bangsa dan negaranya. Pengertian pendidikan di sekolah dasar benar-benar mendidik dan menumbuhkembangkan ilmu pengetahuan pada siswa di sekolah dasar untuk memiliki sikap kebersamaan dalam upaya mencetak generasi muda yang bertanggung jawab.


LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

Pendidikan di sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah yang bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang berlangsung selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau siswa-siswi di seluruh indonesia tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak lain agar anak indonesia menjadi seorang individu yang telah diamanatkan atau yang sudah dicita-citakan dalam Undang-undang Dasar 1945. Dalam pelaksanannya, pendidikan di sekolah dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah materi atau mata pelajaran yang harus dikuasainya. Mata pelajaran tersebut antara lain seperti pendidikan agama (diberikan sesuai dengan agama dan kepercayaan siswa masing-masing, yaitu agama islam, kristen, katolik, hindu, dan bhuda), pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika, pendidikan jasmani dan olahraga, seni budaya dan kerajinan, serta ditambah dengan mata pelajaran yang bersifat muatan lokal pilihan yang disesuaikan dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah (sesuai dengan daerah masing-masing), dan baca tulis alquran. Pemberian materi yang bersifat lokal dimaksudkan agar budaya dan tradisi di daerah mereka (siswa) tidak terkikis oleh perkembangan budaya asing atau budaya-budaya baru yang hadir di lingkungan siswa. Sehingga dengan demikian, penanaman budaya lokal di setiap daerah di seluruh indonesia tetap lestari dan terjaga keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa yang kaya akan keberagaman budaya.
Dengan keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa indonesia itulah maka latar belakang pendidikan di sekolah dasar indonesia mengacu pada akar budaya bangsa, dimana hal itu dapat dipertegas berdasar Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 31 ayat 3 dan ayat 5 yang akan di urai penulis pada bagian selanjutnya. Selain mengajar, guru sekolah dasar juga sebagai pendidik yang berkewajiban untuk selalu menanamkan kepada anak didik atau siswanya menjadi jiwa dan insan-insan yang menjunjung budaya bangsa seperti yang tertuang pada amanat undang-undang tersebut di atas. Alhamdulillah, Hal itu nampak jelas tertanam pada jiwa siswa ketika siswa bertemu dengan guru di jalan dan menyapa guru tersebut sembari mencuim tangan guru tersebut. contoh lain dari latar belakang bahwa pendidikan di sekolah dasar mengacu pada budaya bangsa adalah pembacaan doa sebelum pelajaran dimulai, menghormati guru sebagai orang tua kandung sendiri, gotong royong sesama teman dalam bentuk kerja sama, dan masih banyak lagi contoh kasus lain seperti pemberian materi pelajaran bahasa daerah, berpakaian rapi dan sopan dan lain sebagainya.
Dari uraian tersebut di atas, maka pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan formal bagi anak generasi penerus bangsa di kemas berdasarkan karakter dan budaya bangsa yang kemudian ditetapkan melalui kurikulum. kemudian dari kurikulum inilah roda pendidikan dipacu serta dijalankan.
Sejalan dengan itu, untuk menghadapi tantangan global dimasa mendatang pemerintah telah menyiapkan dan mencetak tunas-tunas bangsa untuk menjadi atau memiliki sumber daya manusia yang handal, tentunya dibarengi dengan berbagai cara dan upaya yang telah banyak ditempuh pemerintah untuk mengupayakan agar mutu dan kualitas pendidikan di sekolah dasar di indonesia ini dapat meningkat seiring dengan perkembangan jaman, ilmu dan teknologi. Salah satu cara yang saat ini telah dilakukan adalah dengan upaya meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik dan sebagai sarana sumber belajar bagi siswa dengan memberikan bekal dan pelatihan, penambahan gaji pokok bagi para guru yang sering kita dengar dengan "sertifikasi", dan pemberian dana BOS untuk kelangsungan dan kelancaran kegiatan pembelajaran di tiap-tiap sekolah.
Hal-hal tersebut merupakan bentuk peduli pemerintah terhadap pendidikan. perlu disadari bahwa pendidikan merupakan tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Artinya bahwa pendidikan menyumbang peran yang sangat signifikan dalam mencetak tunas bangsa agar nantinya dapat menggantikan generasi yang sudah tua dengan kepribadian yang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila sebagai falsafat bangsa indonesia.
Pada satuan tingkat sekolah dasar, siswa merupakan anak didik yang perlu untuk di arahkan, dikembangkan, dan dijembatani ke arah perkembangannya yang bersifat komplek. Maka dari itu pendidikan di sekolah dasar pada hakekatnya merupakan pendidikan yang lebih mengarahkan dan lebih banyak memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut karena siswa sekolah dasar merupakan anak yang unik dan perlu perhatian. Latar belakang keunikan mereka terlihat pada perubahan berbagai aspek baik sikap, gerak, dan inteligennya sehingga mempengaruhi perkembangannya.


SEJARAH PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR

Sekilas potret kelam sejarah pendidikan di Indonesia, dimulai pada masa penjajahan, jumlah sekolah di Indonesia ini dapat dihitung dengan hitungan jari. Dan bahkan, sekolah yang ada pada waktu itu hanya Sekolah Dasar saja. menurut kata Pak Guru waktu saya masih sekolah dasar sekitar Tahun 1992, Beliau menceritakan bahwa Sekolah pada waktu itu (masa penjajahan) adanya hanya sampai pada kelas 3. dimana dulunya bukan bernama sekolah dasar, melainkan sekolah rakyat (SR) yang diperuntukan bagi warga pribumi. Sekarang, Alhamdulillah sekolah-sekolah sudah banyak berdiri bahkan dalam satu desa sudah ada 2 sampai 3 sekolah. apalagi sekolah dasar, ditambah lagi sekolah yayasan, tinggal milih sekolah mana yang disukai untuk sekolah. Sekarang, saatnya untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf kualitas dan kuantitas sekolah sendiri. agar dapat membawa manfaat bagi generasi selanjutnya yang lebih baik.
Pemberian pendidikan secara non formal atau formal pada anak bukan hanya dilakukan dalam pendidikan keluarga saja, akan tetapi pemberian dan pemahaman pendidikan kepada anak yang lainnya juga bertumpu di tingkat Sekolah Dasar. Pendidikan di sekolah dasar merupakan faktor yang sangat penting. Mengapa demikian? Pada tingkat sekolah dasar inilah, pondasi perkembangan kemampuan berpikir dan belajar anak berpengaruh dan mempengaruhi pada jenjang yang selanjutnya. Artinya, perkembangan mental, fisik, serta inteligensi anak terpusat pada usia antara 0 tahun sampai dengan 12 tahun. masa-masa tersebut merupakan masa keemasan bagi pertumbuhan anak, baik fisik maupun psikisnya. Oleh karenanya, dimasa sekolah dasar, perlu diupayakan kepada anak agar dapat leluasa untuk menerima pengetahuannya dengan sebaik-sebaiknya dan sebenar-benarnya. lingkungan sekolah adalah tempat yang sangat berpengaruh terhadap potensi perkembangan belajar anak sekolah dasar ke ranah yang lebih baik seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah terhadap tujuan pendidikan di sekolah dasar maupun di sekolah lanjutan dapat terwujud. Setiap orang tua pasti menginginkan dan mendambakan anak yang dapat membanggakan orang tua. Bagaimana dengan anak kita? Anak merupakan generasi penerus bangsa. Sebagai orang tua tentunya mengharap kelak anak dapat menjadi penopang hidup yang dapat berguna bagi bangsa, agama, negara dan keluarga. Disini peran penting sekolah dasar sebagai ujung tombak pencetak keberhasilan tunas-tunas bangsa yang mampu menghadapi persoalan bangsanya di masa yang akan datang. Oleh karenanya, di setiap satuan sekolah masing-masing di seluruh Indonesia, sedikit demi sedikit sudah banyak mengalami perkembangan dan peningkatan baik dibidang sarana maupun prasarana. Mari dukung program pemerintah dengan iktikad baik dengan penuh harapan, semoga pendidikan di negeri yang kita cintai lebih baik hari demi hari.
Pada anak usia sekolah dasar antara 7 tahun sampai dengan 12 tahun, nalar berpikir mereka cenderung ingin tahu dan mencoba-coba. Hal ini yang mendasari, bahwa di sekolah dasar merupakan pusat dinamika pendidikan anak yang utama. Anak sekolah dasar akan lebih peka dan tajam dalam menyerap segala pengetahuannya. Oleh karena itu, agar tahap perkembangan belajar anak sekolah dasar dapat berjalan dengan optimal, diperlukan kedisiplinan pembelajaran yang berkesinambungan. Sehingga pada nantinya perkembangan belajar anak di sekolah dasar berkembang secara optimal. siapa yang tidak ingin memiliki anak yang pintar, cakap, kreatif dan juga berakhlak mulia.
Dari kesemuanya, pengertian pendidikan di sekolah dasar itu merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang kependidikan yang berupa sekolah tingkat dasar yang mata pelajarannya beragam dan harus mampu dikuasai oleh siswa. Keberagaman ini menyebabkan siswa harus lebih fokus dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. tentunya hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk mampu merubah paradigma lama dan membuat paradigma baru yang dapat dan mampu diterima siswa di sekolah dan juga dapat diterima oleh masyarakat. Sehingga siswa dan masyarakat beranggapan bahwa sekolah bukan hanya tempat untuk belajar dan mencari ilmu saja tetapi yang lebih penting keberadaan sekolah dapat membawa siswa nyaman, senang, dan menyenangkan dalam belajar sehingga siswa merasa betah dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dari itu kemudian, diperlukan cara atau upaya menciptakansuasana sekolah dasar yang kondusif bagi terbentuknya integrasi hubungan yang baik antara sesama warga sekolah seperti yang dimaksud pada uraian di atas.


MENGETAHUI KEBUTUHAN SISWA DI SEKOLAH DASAR

Sebagai makhluk sosial, yang dilimpahkan akal, pikiran, rasa, dan karsa oleh Tuhan. manusia tentunya membutuhkan yang diantaranya makan, minum, pakaian,  rumah atau tempat tinggal. Selain kebutuhan sandang dan papan tersebut, manusia juga membutuhkan pendidikan sebagai bekal dalam upaya membentuk pengetahuannya dalam menghadapi permasalahan hidup yang semakin rumit menuju akhir tuanya.
Sejalan dengan itu pula, maka pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu kebutuhan primer. yang artinya menunjukkan kebutuhan yang harus dimiliki oleh manusia sejak ia lahir sampai ke liang kubur. Pendidikan menjadi pedoman diri bagi tiap individu untuk menjalani hidup yang lebih baik, baik dikehidupan duniawi maupun akhirat.
Melangkah dari latar belakang tersebut, pendidikan selalu membuat perubahan sejalan dengan pengetahuan dan penemuan-penemuan baru. Pendidikan sekolah dasar sebagai lembaga yang mendidik dan memberi bekal pengetahuan di tingkat dasar sebagai pencetak generasi dan penerus bangsa yang dapat diandalkan dikemudian hari dalam menghadapi tantangan dan persoalan baik di lingkungan masyarakat maupun berbangsa dan bernegara.
Hal itu kiranya perlu dikupas dan diketahui oleh para guru khususnya, sebagai ujung keberhasilan pendidikan dan umumnya seluruh jajaran Dinas Pendidikan beserta pemerintah untuk meraih cita-cita tersebut, membutuhkan pemikiran yang objektif untuk melaksanakannya. Langkah awal yang perlu diperhatikan adalah dengan mengetahui akan kebutuhan siswa di sekolah dasar. Apa saja kebutuhan siswa di sekolah dasar? Ada dua aspek kebutuhan, yakni kebutuhan eksternal dan internal.
Kebutuhan eksternal lebih mengarah kepada kebutuhan peralatan alat-alat sekolah seperti seragam, buku, tas, sepatu, pensil, dan alat-alat sekolah lainnya. Sedangkan kebutuhan yang kedua yang juga sangat penting adalah kebutuhan internal. Kebutuhan ini lebih mengacu kepada semangat yang timbul pada dalam diri siswa itu sendiri untuk menumbuhkan prestasi belajar, bakat dan minat yang terpendam pada diri masing-masing siswa untuk lebih terpacu dan termotivasi. Hal ini berarti membutuhkan bantuan orang lain yang dalam hal ini tentunya adalah guru. Sekali lagi tugas para guru di sekolah dasar di kelas bukan hanya sebagai pemberi materi/narasumber atau pengajar saja, akan tetapi lebih dari itu seorang guru di kelas juga menjadi motivator dan pemberi bimbingan bagi semangat siswa-siswanya ke arah prestasi yang membanggakan. Oleh karenanya, bimbingan adalah layanan yang wajib diberikan guru kepada semua siswa di sekolah dasar dan seyogyanya guru harus mampu mengetahui kebutuhan yang dibutuhkan siswanya dalam memberikan layanan bimbingan agar tahap perkembangan belajarnya terlampaui secara baik.
Bimbingan adalah bentuan yang diberikan kepada individu untuk memperoleh penyesuaian diri dalam menelaah pengalaman belajarnya yang diperoleh di sekolah agar mencapai perkembangan yang optimal. bimbingan merupakan suatu proses, dimana bentuk kegiatannya dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan bukan sebuah kegiatan yang seketika atau kebetulan. Maka, bimbingan bagi siswa di sekolah dasar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sistematis dan berencana. karena pada usia sekolah dasar, merupakan tahap perkembangan yang dinamis, holistik dan unik. pemberian bimbingan tentunya dengan mempertimbangkan keragaman dan keunikan individu tersebut. Tidak ada teknik pemberian bimbingan yang berlaku umum bagi semua siswa. Namun bimbingan ini dimaknai secara individual yang didasarkan sesuai dengan pengalaman dan tingkat kebutuhan siswa.
 
sumber : http://www.blogwahyu.com/2013/11/pusat-pendidikan-anak.html 


Sumber Berita: http://disdik.bekasikab.go.id/berita-pengertian-dan-tujuan-pendidikan-di-sekolah-dasar.html#ixzz3w8mF5sZN