‘’FILSAFAT MENYIKAPI
ILMU PENDIDIKAN’’
AYU FERGY
LESTARIE
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SULTAN AGENG TIRTAYASA
ABSTRAK
Abstrak
Tulisan ini membahas tentang filsafat pendidikan terhadap ilmu pendidikan.
Filsafat merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan., disadari atau
tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan
seperti saat ini, kita menumpukan seluruh harapan kepada pendidikan, karena
sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki hidup. Manusia
tidak terlepas dari jangkauan pikirannya yang mencirikan hakekat manusia dan
berpikirlan dia menjadi manusia, dan selanjutnya Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin
tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus
manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi
satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan
harkat kemanusiaannya.
Kata Kunci: Filsafat, Ilmu
Pendidikan
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam
era globalisasi dewasa ini ditandai dengan ketatnya tantangan dan persaingan,
serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengharuskan
setiap umat manusia untuk menghadapinya. Kesaktian ilmu pengetahuan dan
teknologi mendorong manusia berusaha untuk memilikinya melalui proses
pembelajaran, guna dimanfaatkan dari berbagai aspek kehidupan. Kaitannya antara
kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knower) dengan kemampuan menalar atau
berpikir (knowing) sesuatu berupa kognitif adalah kemampuan menalar atau
berpikir terhadap sesuatu aksi dan reaksi, afektif adalah kemampuan untuk
merasakan apa yang telah diketahui, dan konaktif adalah kemampuan untuk
mencapai apa yang dirasakan.
Perkembangan
pemikiran dan penalaran manusia yang berdasarkan kaidah dan norma-norma
filsafat tidak hanya dipandang sebagai ilmu pengetahuan, tetapi merupakan
bagian kehidupan manusia yang menuntut terciptanya spesialisasi menuju
kemahiran terhadap suatu keterampilan dari berbagai bidang kegiatan dalam
memenuhi kehidupan manusia.
PEMBAHASAN
Manusia mengalami kebutuhan yang lebih
mendalam, yaitu untuk menemukan tata susunan yang sesungguhnya dalam
kenyataannya. Berbeda dengan makhluk yang lain yang hubungannya dengan alam
bersifat alamiah dan berupa ketundukan mutlak, hubungan manusia dengan alam
mengandung unsur ikhtiar, atau upaya untuk hidup secara manusiawi. Gambaran ini
menunjukkan bahwa dalam berpikir, manusia terlihat dari aspek kemanusiaannya
jika dia memikirkan kemajuannya., dan kemajuan kemajuan inilah salah satu
isyarat bahwa dalam proses berpikir manusia senantiasa berupaya berbenah diri
untuk hari esok lebih baik dari hari ini, demikian pula pendidikan, pendidikan
tidak akan selangkah lebih maju jika hanya diterima apa adanya, namun perlu
adanya perbaikan dalam bentuk suatu upaya untuk proses berpikir secara
mendalam. Oleh karenanya dengan memahami filsafat dengan baik maka orang akan
dapat mengembangkan secara konsisten ilmu-ilmu pengetahuan yang dipelajari.
Filsafat mengkaji dan memikirkan tentang hakikat segala sesuatu secara
menyeluruh, sistematis, terpadu, universal dan radikal yang hasilnya menjadi
pedoman dan arah dari perkembangan ilmu-ilmu
yang bersangkutan. Oleh karenanya yang membantu filsafat pendidikan
terlaksanan dengan baik, maka terdapat beberapa teori yang menjadi acuan dalam
menopang terselenggaranya pendidikan yang maksimal. Teori dimaksud menurut
Prof. HM.Arifin, M.Ed, yaitu:
1.
Etika atau teori tentang Nilai
2.
Teori ilmu pengetahuan atau Epistimologi dan
3.
Teori tentang realitas atau kenyataan dan yang ada dibalik kenyataan yang
disebut Metafisika. 4. Permasalahan yaang diidentifikasikan dalam ketiga
disiplin ilmu ini menjadi materi yang dibahas
di dalam filsafat pendidikan.
Masyarakat
zaman modern saat ini telah meyakini tentang eksistensi pendidikan dari yang
sifatnya unum sampai kepada yang khusus. Keyakinan ini makin hari diperkuat
dengan berkembangnya metode pengukuran dan cara analisa yang dapat dipecaya
untuk menghasilkan data yang dipercaya pula. Dengan bahasa ilmiah lazim
dikatakan “Apa yang ada itu dapat dihayati karena dapat diukur”. Menyikapi
gambaran di atas menurut Prof. Imam Barnadib, M.A., Ph.D., dalam bukunya
Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode, mengutarakan bahwa dan mempertanyakan
bahwa apakah yang seharusnya pendidik
lakukan untuk memimpin anak didik itu untuk mewujudkan tujuan di atas. Keterangan ini membutuhkan
pemikiran yang mendalam untuk dapat
ditetapkan arah yang seharusnya diupayakan penerapannya. Dari berbagai
upaya yang diterapkan oleh segenap pakar pendidikan terhadap kemajuan
pendidikan, namun kenyataannya selalu ber-evolusi, artinya selalu ada
peningkatan pemahaman yang lebih kongkrit untuk dipahami bersama, dan makin
maju peradaban manusia, maka selalu dibarengi dengan cara berfikir yang semakin kritis, dan pemikiran kritis inilah
mengantar filsafat pendidikan mendapatkan jatidirinya sebagai disiplin ilmu
yang mengantar segenap para ilmuan untuk memperoleh hasil maksimal, yang dalam
hal ini argumen- argumen agama sebagai acuan untuk diuji kebenarannya melalui pemikiran mendalam
yang pada gilirannya menghasilkan sesuatu yang sangat berguna bagi
kesejahteraan manusia. Masalah pokok yang akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu bagaimana Fungsi Filsafat
Pendidikan terhadap Ilmu Pendidikan.
A. Filsafat menyikapi ilmu pendidikan
Pengetahuan
yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor pencerahan peradaban
dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna.
Berbagai peralatan dikembangkan manusia
untuk meningktkan kualitas hidupnya dengan menerapkan pengetahuan yang
diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilan kapak dan
batu zaman dulu sampai komputer zaman ini. Argumen ini menunjukkan bahwa
berpikir kritis pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan
pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti
jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang
berupa pengetahuan. Oleh karenanya untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu membuat
beberapa andaian (asumsi) mengenai obyek-obyek empiris. Asumsi ini perlu, sebab
pernyataan asumtif inilah yang memberikan arah dan landasan bagi kegiatan
penelahan kita. Maka dengan itu sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama
kita bisa menerima asumsi yang dikemukakaknya.7 Filsafat merupakan acuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan., disadari atau tidak, nampaknya dapat
mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan seperti saat ini, kita
menumpukan seluruh harapan kepada pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui
pendidikan kita dapat memperbaiki hidup. Memang seharusnya demikian, tetapi
mengapa kehidupan bangsa ini tidak juga mengalami perbaikan setelah 70 tahun
merayakan kemerdekaannya. Mengapa pendidikan yang kita selenggarakan selama
rentang waktu itu, dengan biaya yang tentu saja tidak sedikit, belum juga mampu
mengangkat harkat dan martabat bangsa., dengan keadaan ini menggabarkan ada
masalah dengan pendidikan kita; itulah jawabannya. Sistem pendidikan kita
terbukti belum berhasil mengeluarkan bangsa ini
dari berbagai permasalahan hidup yang mengimpitnya. Dari keterangan ini
terlihat jelas dan lebih terfokus terhadap sistem pendidikan yang belum
maksimal rumusannya, sehingga hampir setiap ada pergantian pucuk pimpinan
negara, pemikiran rumusan kurikulum juga mengalami perobahan. Perobahan demi
perobahan terus berlanjut yang arahnya belum tuntas konsep satu dalam
penerapannya untuk diimplementasikan maksimal, muncul lagi konsep baru yang
terjadi lagi pergantian nama yang sampai saat ini dikenal kurikulum 2013.
Artinya lain pimpinan lain pula konsepnya., dan disitulah peranan Filsafat
untuk terus menerus melihat aspek aspek yang kurang untuk disempurnakan. Untuk
mencapai suatu kesempurnaan dalam beraktivitas sesuatu yang sangat sulit kita
lakukan, namun jika sekiranya para pemimpin ingin ikhlas dan menjabarkan
segenap programnya untuk kemajuan pendidikan, dapat dipastikan bahwa bangsa ini
akan maju selangkah dengan situasi pendidikan bangsa lain. Kemajuan suatu
pendidikan merupakan langkah awal menuju kemajuan di bidang lainnya.
Kemajuan-kemajuan bangsa bangsa yang terkemuka saat ini bukan ditunjang dengan
keadaan alamnya yang melimpah, tetapi sangat ditunjang dengan kamajuan
pendidikan manusianya. Baik itu Amerika, Jepang, Jerman maupun bangsa bangsa di
Eropa Timur lainnya. Memajukan suatu pendidikan dampaknya bukan hanya terasa
bagi individu yang bersangkutan, namun dapat memberikan dampak yang positif
terhadap segenap manusia yang mempergunakannya.
B. Fungsi filsafat dalam ilmu pendidikan
Filsafat
bukanlah hasil dari riset atau eksperimen. Benar atau salahnya tidak mungkin
diuji dengan fakta. Filsafat adalah hasil pemikiran. Maka pemikiran pula yang
akan menerima atau menolak. Keterangan ini mengisyaratkan bahwa filsafat adalah
hasil pemikiran yang tentunya dalam proses peningkatan ilmu terdapat
klasifikasi, yang pro dan kontra.
Perbedaan
ini disebabkan cara yang berbeda. Di satu pihak agama ber-alat-kan kepercayaan,
di lain pihak filsafat berdasarkan penelitian yang menggunakan potensi
manusiawi, dan meyakininya sebagai satu satunya alat ukur kebenaran, yaitu akal
manusia, namun demikian tidak mutlak filsafat tidak bisa mengkaji agama untuk
menemukan kebanaran-Nya Menyikapi
masalah kebenaran dalam filsafat dan kebanaran Agama pada umumnya dimaknai di
satu sisi agama ber-alat-kan kepercayaan, di lain pihak filsafat berdasarkan
penelitian yang menggunakan potensi manusiawi, jika kebenaran yang dibicarakan
dengan mempergunakan alat yang sama seperti akal manusia dan terdapat perbedaan
yang gambarannya tidak bisa dipertemukan, pada dasarnya hal yang kita cari
dapat dikatakan bukan kebenaran. Karena namanya kebenaran walaupun bagaimana
wujudnya tetap mengandung makna
(kebenaran).
KESIMPULAN
Pengetahuan
yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor pencerahan peradaban
dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna.
Berbagai peralatan dikembangkan manusia
untuk meningktkan kualitas hidupnya dengan menerapkan pengetahuan yang
diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilan kapak dan
batu zaman dulu sampai komputer zaman
ini.Manusia tidak terlepas dari jangkauan pikirannya yang mencirikan
hakekat manusia dan berpikirlan dia menjadi manusia, dan selanjutnya Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin
tahu, yang merupakan ciri khas manusia.
Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan
realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun
dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar