Minggu, 29 November 2015

FUNGSI FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP ILMU PENDIDIKAN

FUNGSI  FILSAFAT PENDIDIKAN  TERHADAP  ILMU PENDIDIKAN
AYU FERGY LESTARIE
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

ABSTRAK
Abstrak Tulisan ini membahas tentang filsafat pendidikan terhadap ilmu pendidikan. Filsafat merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan., disadari atau tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan seperti saat ini, kita menumpukan seluruh harapan kepada pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki hidup. Manusia tidak terlepas dari jangkauan pikirannya yang mencirikan hakekat manusia dan berpikirlan dia menjadi manusia, dan selanjutnya   Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiaannya.
Kata Kunci: Filsafat, Ilmu Pendidikan

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi dewasa ini ditandai dengan ketatnya tantangan dan persaingan, serta pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengharuskan setiap umat manusia untuk menghadapinya. Kesaktian ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong manusia berusaha untuk memilikinya melalui proses pembelajaran, guna dimanfaatkan dari berbagai aspek kehidupan. Kaitannya antara kemampuan untuk mengetahui sesuatu (knower) dengan kemampuan menalar atau berpikir (knowing) sesuatu berupa kognitif adalah kemampuan menalar atau berpikir terhadap sesuatu aksi dan reaksi, afektif adalah kemampuan untuk merasakan apa yang telah diketahui, dan konaktif adalah kemampuan untuk mencapai apa yang dirasakan.
Perkembangan pemikiran dan penalaran manusia yang berdasarkan kaidah dan norma-norma filsafat tidak hanya dipandang sebagai ilmu pengetahuan, tetapi merupakan bagian kehidupan manusia yang menuntut terciptanya spesialisasi menuju kemahiran terhadap suatu keterampilan dari berbagai bidang kegiatan dalam memenuhi kehidupan manusia.
PEMBAHASAN
             Manusia mengalami kebutuhan yang lebih mendalam, yaitu untuk menemukan tata susunan yang sesungguhnya dalam kenyataannya. Berbeda dengan makhluk yang lain yang hubungannya dengan alam bersifat alamiah dan berupa ketundukan mutlak, hubungan manusia dengan alam mengandung unsur ikhtiar, atau upaya untuk hidup secara manusiawi. Gambaran ini menunjukkan bahwa dalam berpikir, manusia terlihat dari aspek kemanusiaannya jika dia memikirkan kemajuannya., dan kemajuan kemajuan inilah salah satu isyarat bahwa dalam proses berpikir manusia senantiasa berupaya berbenah diri untuk hari esok lebih baik dari hari ini, demikian pula pendidikan, pendidikan tidak akan selangkah lebih maju jika hanya diterima apa adanya, namun perlu adanya perbaikan dalam bentuk suatu upaya untuk proses berpikir secara mendalam. Oleh karenanya dengan memahami filsafat dengan baik maka orang akan dapat mengembangkan secara konsisten ilmu-ilmu pengetahuan yang dipelajari. Filsafat mengkaji dan memikirkan tentang hakikat segala sesuatu secara menyeluruh, sistematis, terpadu, universal dan radikal yang hasilnya menjadi pedoman dan arah dari perkembangan ilmu-ilmu  yang bersangkutan. Oleh karenanya yang membantu filsafat pendidikan terlaksanan dengan baik, maka terdapat beberapa teori yang menjadi acuan dalam menopang terselenggaranya pendidikan yang maksimal. Teori dimaksud menurut Prof. HM.Arifin, M.Ed, yaitu:
1. Etika atau teori tentang Nilai
2. Teori ilmu pengetahuan atau Epistimologi dan
3. Teori tentang realitas atau kenyataan dan yang ada dibalik kenyataan yang disebut Metafisika. 4. Permasalahan yaang diidentifikasikan dalam ketiga disiplin ilmu ini menjadi materi yang    dibahas di dalam filsafat pendidikan.
Masyarakat zaman modern saat ini telah meyakini tentang eksistensi pendidikan dari yang sifatnya unum sampai kepada yang khusus. Keyakinan ini makin hari diperkuat dengan berkembangnya metode pengukuran dan cara analisa yang dapat dipecaya untuk menghasilkan data yang dipercaya pula. Dengan bahasa ilmiah lazim dikatakan “Apa yang ada itu dapat dihayati karena dapat diukur”. Menyikapi gambaran di atas menurut Prof. Imam Barnadib, M.A., Ph.D., dalam bukunya Filsafat Pendidikan Sistem dan Metode, mengutarakan bahwa dan mempertanyakan bahwa apakah yang seharusnya  pendidik lakukan untuk memimpin anak didik itu untuk mewujudkan  tujuan di atas. Keterangan ini membutuhkan pemikiran yang mendalam untuk dapat  ditetapkan arah yang seharusnya diupayakan penerapannya. Dari berbagai upaya yang diterapkan oleh segenap pakar pendidikan terhadap kemajuan pendidikan, namun kenyataannya selalu ber-evolusi, artinya selalu ada peningkatan pemahaman yang lebih kongkrit untuk dipahami bersama, dan makin maju peradaban manusia, maka selalu dibarengi dengan cara berfikir yang  semakin kritis, dan pemikiran kritis inilah mengantar filsafat pendidikan mendapatkan jatidirinya sebagai disiplin ilmu yang mengantar segenap para ilmuan untuk memperoleh hasil maksimal, yang dalam hal ini argumen- argumen agama sebagai acuan untuk  diuji kebenarannya melalui pemikiran mendalam yang pada gilirannya menghasilkan sesuatu yang sangat berguna bagi kesejahteraan manusia. Masalah pokok yang akan dibahas dalam  tulisan ini, yaitu bagaimana Fungsi Filsafat Pendidikan terhadap Ilmu Pendidikan.
A. Filsafat menyikapi  ilmu pendidikan
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor pencerahan peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia  untuk meningktkan kualitas hidupnya dengan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilan kapak dan batu zaman dulu sampai komputer zaman ini. Argumen ini menunjukkan bahwa berpikir kritis pada dasarnya merupakan sebuah proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Oleh karenanya untuk mendapatkan pengetahuan, ilmu membuat beberapa andaian (asumsi) mengenai obyek-obyek empiris. Asumsi ini perlu, sebab pernyataan asumtif inilah yang memberikan arah dan landasan bagi kegiatan penelahan kita. Maka dengan itu sebuah pengetahuan baru dianggap benar selama kita bisa menerima asumsi yang dikemukakaknya.7 Filsafat merupakan acuan untuk meningkatkan mutu pendidikan., disadari atau tidak, nampaknya dapat mempengaruhi situasi dan kondisi yang memprihatinkan seperti saat ini, kita menumpukan seluruh harapan kepada pendidikan, karena sadar bahwa hanya melalui pendidikan kita dapat memperbaiki hidup. Memang seharusnya demikian, tetapi mengapa kehidupan bangsa ini tidak juga mengalami perbaikan setelah 70 tahun merayakan kemerdekaannya. Mengapa pendidikan yang kita selenggarakan selama rentang waktu itu, dengan biaya yang tentu saja tidak sedikit, belum juga mampu mengangkat harkat dan martabat bangsa., dengan keadaan ini menggabarkan ada masalah dengan pendidikan kita; itulah jawabannya. Sistem pendidikan kita terbukti belum berhasil mengeluarkan bangsa ini  dari berbagai permasalahan hidup yang mengimpitnya. Dari keterangan ini terlihat jelas dan lebih terfokus terhadap sistem pendidikan yang belum maksimal rumusannya, sehingga hampir setiap ada pergantian pucuk pimpinan negara, pemikiran rumusan kurikulum juga mengalami perobahan. Perobahan demi perobahan terus berlanjut yang arahnya belum tuntas konsep satu dalam penerapannya untuk diimplementasikan maksimal, muncul lagi konsep baru yang terjadi lagi pergantian nama yang sampai saat ini dikenal kurikulum 2013. Artinya lain pimpinan lain pula konsepnya., dan disitulah peranan Filsafat untuk terus menerus melihat aspek aspek yang kurang untuk disempurnakan. Untuk mencapai suatu kesempurnaan dalam beraktivitas sesuatu yang sangat sulit kita lakukan, namun jika sekiranya para pemimpin ingin ikhlas dan menjabarkan segenap programnya untuk kemajuan pendidikan, dapat dipastikan bahwa bangsa ini akan maju selangkah dengan situasi pendidikan bangsa lain. Kemajuan suatu pendidikan merupakan langkah awal menuju kemajuan di bidang lainnya. Kemajuan-kemajuan bangsa bangsa yang terkemuka saat ini bukan ditunjang dengan keadaan alamnya yang melimpah, tetapi sangat ditunjang dengan kamajuan pendidikan manusianya. Baik itu Amerika, Jepang, Jerman maupun bangsa bangsa di Eropa Timur lainnya. Memajukan suatu pendidikan dampaknya bukan hanya terasa bagi individu yang bersangkutan, namun dapat memberikan dampak yang positif terhadap segenap manusia yang mempergunakannya.
B. Fungsi  filsafat dalam  ilmu pendidikan 
Filsafat bukanlah hasil dari riset atau eksperimen. Benar atau salahnya tidak mungkin diuji dengan fakta. Filsafat adalah hasil pemikiran. Maka pemikiran pula yang akan menerima atau menolak. Keterangan ini mengisyaratkan bahwa filsafat adalah hasil pemikiran yang tentunya dalam proses peningkatan ilmu terdapat klasifikasi, yang pro dan kontra.
Perbedaan ini disebabkan cara yang berbeda. Di satu pihak agama ber-alat-kan kepercayaan, di lain pihak filsafat berdasarkan penelitian yang menggunakan potensi manusiawi, dan meyakininya sebagai satu satunya alat ukur kebenaran, yaitu akal manusia, namun demikian tidak mutlak filsafat tidak bisa mengkaji agama untuk menemukan kebanaran-Nya  Menyikapi masalah kebenaran dalam filsafat dan kebanaran Agama pada umumnya dimaknai di satu sisi agama ber-alat-kan kepercayaan, di lain pihak filsafat berdasarkan penelitian yang menggunakan potensi manusiawi, jika kebenaran yang dibicarakan dengan mempergunakan alat yang sama seperti akal manusia dan terdapat perbedaan yang gambarannya tidak bisa dipertemukan, pada dasarnya hal yang kita cari dapat dikatakan bukan kebenaran. Karena namanya kebenaran walaupun bagaimana wujudnya tetap mengandung makna  (kebenaran).
KESIMPULAN
Pengetahuan yang merupakan produk kegiatan berpikir merupakan obor pencerahan peradaban dimana manusia menemukan dirinya dan menghayati hidup dengan lebih sempurna. Berbagai peralatan dikembangkan manusia  untuk meningktkan kualitas hidupnya dengan menerapkan pengetahuan yang diperolehnya. Proses penemuan dan penerapan itulah yang menghasilan kapak dan batu zaman dulu sampai komputer zaman  ini.Manusia tidak terlepas dari jangkauan pikirannya yang mencirikan hakekat manusia dan berpikirlan dia menjadi manusia, dan selanjutnya   Ilmu pengetahuan berkembang dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia.  Ilmu pengetahuan merupakan upaya khusus manusia untuk menyingkapkan realitas, supaya memungkinkan manusia berkomunikasi satu sama lain, membangun dialog dengan mengakui yang lain, dan meningkatkan harkat kemanusiaannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar